Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyampaikan pada tahun ini, industri perhhotelan masih akan mengalami beberapa tantangan. Salah satu yang masih menjadi tantangan adalah faktor eksternal baik secara geo politik maupun bencana alam.
Sudrajat, Wakil Ketua Umum PHRI menyampaikan bahwa tahun lalu proyeksi pertumbuhan segmen industri hotel diprediksi akan membaik. Hanya saja, pada tahun lalu terjadi beberapa bencana alam yang justru mengganggu industri perhotelan.
“Beberapa peristiwa bencana menimbulkan promosi yang kurang baik terhadap pariwisata kita, memang yang kita harapkan ke depan wisatawan domestiknya harus ditingkatkan. Jadi kita semua perlu gerakkan pariwisata di domestik dan sedikit mengurangi promosi dan branding di luar negeri,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (7/1).
Tahun lalu, dengan maraknya ajang internasional mulai dari Asian Games 2018 hingga IMF-Worldbank saja rerata okupansi hotel nasional masih berkisar 40% hingga 60% saja.
Apalagi dengan tahun politik saat ini dan adanya perang dangan antara AS dan Tiongkok, akan memberikan dampak secara tidak langsung terhadap industri pariwisata Indonesia.
Belum lagi, beberapa negara juga mengeluarkan imbauan atau travel warning ke Indonesia akibat banyaknya berita mengenai bencana yang beruntun terjadi pada tahun lalu. Oleh karena itu, dirinya mengatakan bahwa kondisi industri tidak akan jauh berbeda diandingkan dengan tahun lalu.
“Dengan adanya travel warnin dan segala macem, contohnya dari Cina dan lainnya itu kemungkinan industri perhotelan akan datar-datar saja. Apalagi tahun ini tidak ada event internasional, adanya event politik. Ini kan jadi wait and see, ya mudah-mudahan kita bisa mengubah komposisi wisatawan domestik lebih besar,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News