kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini target produksi komoditas perkebunan di 2021


Rabu, 01 Juli 2020 / 20:32 WIB
Ini target produksi komoditas perkebunan di 2021
ILUSTRASI. Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi berbagai komoditas perkebunan di 2021.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan target produksi berbagai komoditas perkebunan di 2021. Hal ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (1/7).

"Target yang ingin kami capai di 2021 ada beberapa yang sudah masuk ke prioritas nasional ada yang prioritas bidang. Prioritas nasional adalah kelapa sawit, kopi, kakao, tebu, cengkeh, lada dan pala," ujarĀ  Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono.

Dia pun menjelaskan lebih rinci target-target yang ditetapkan. Untuk kelapa sawit target produksi di 2021 akan mencapai 52,12 juta ton, kopi sebesar 834.750 ton, kakao sebesar 682.660 ton, kelapa 2,77 juta ton, karet sebesar 3,52 juta ton, tebu sebesar 34,3 juta ton.

Baca Juga: Puncak giling, Kementan prediksi produksi gula di Juni-Juli mencapai 530.000 ton

Selanjutnya, produksi cengkeh ditargetkan sebesar 140.410 ton, lada sebesar 102.700 ton, pala sebesar 42.900 ton, teh sebanyak 150.350 ton, sagu sebanyak 483.350 ton, nilam sebanyak 535.060 ton, jambu mete 149.660 ton serta vanili sebesar 1.580 ton.

Di 2021, Ditjen Perkebunan mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 1,19 triliun. Menurut Kasdi, terdapat beberapa fokus kegiatan utama yang sudah ditetapkan di tahun mendatang. Salah satunya adalah untuk pengembangan logistik benih seperti penyediaan benih, kebun sumber benih, nursery, desa mandiri benih, hingga pembinaan penangkar.

"Dari pagu anggaran yang Rp 1,19 triliun itu fokus kami untuk membangun logistik benih tentu didukung dengan proporsi yang sudah kami desain sebesar 37%," ujar Kasdi.

Fokus kegiatan lainnya yakni peningkatan produksi, produktivitas dan optimalisasi lahan. Hal ini mencakup perluasan, peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi, diversifikasi dan integrasi.

Selanjutnya, ada peningkatan nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar, modernisasi perkebunan, optimalisasi jejaring stakeholder hingga peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan ekonomi pekebun.

Baca Juga: Kementan tegaskan penyakit pada babi di Indonesia bukan flu babi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×