Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa pertambangan batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) pada akhir Januari lalu menerbitkan surat utang global atau global bond senilai US$ 400 juta.
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis menyampaikan, dana dari fasilitas global bond tersebut akan digunakan sepenuhnya untuk membiayai kembali atau refinancing utang BUMA. “Hal ini berdasarkan fasilitas pinjaman dengan MUFG dan senior notes BUMA yang jatuh tempo pada tahun 2022,” kata dia, Jumat (19/2).
Asal tahu saja senior notes BUMA yang akan jatuh tempo tersebut memiliki nilai emisi sebesar US$ 350 juta dan kupon sebesar 7,75%.
Adapun surat utang global teranyar yang diterbitkan oleh DOID memiliki tenor 5 tahun dengan non-callable selama 2 tahun dan kupon 7,75% yang bakal dibayar setiap 6 bulan. Oblogasi ini dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited. JP Mogran dan UBS AG Singapore bertindak sebagai joint bookrunners untuk global bond tersebut.
DOID sendiri berupaya memperbaiki kinerja operasionalnya di tahun 2021. Ini mengingat di tahun lalu perusahaan tersebut sempat mengalami penurunan volume produksi batubara dan pengupasan lapisan batuan penutup atau overburden removal (OB).
Baca Juga: Delta Dunia (DOID) Refinancing Utang US4 337,3 Juta
Per akhir tahun 2020, realisasi produksi batubara DOID turun 9% (yoy) menjadi 45,3 juta ton. Volume produksi tertinggi dicatatkan DOID saat bulan Maret 2020 lalu yakni 4,5 juta ton.
Volume OB DOID juga terkoreksi 26% (yoy) menjadi 281,8 juta bank cubic meter (bcm) per akhir tahun lalu. Setali tiga uang, bulan Maret 2020 menjadi periode terbaik DOID dalam mencatatkan volume OB yakni sebesar 32,0 juta bcm.
Sayangnya, terlepas dari optimisme kenaikan harga batubara global, Regina belum bisa mengungkapkan target volume produksi batubara maupun OB dari DOID pada tahun ini. “Kami belum memiliki panduan untuk tahun ini, harap tunggu hasil laporan tahunan,” imbuhnya.
Kendati demikian, demi meningkatkan kinerja sekaligus mengoptimalkan momentum kenaikan harga batubara, DOID dipastikan akan terus mencari dan melakukan tender kontrak-kontrak jasa pertambangan terbaru. “Kami terus melakukan tender kontrak baru untuk mengamankan volume secara jangka panjang,” tutur Regina.
Merujuk berita sebelumnya, melalui entitas anak usaha BUMA, terdapat 11 perusahaan yang menjadi pelanggan DOID. Namun, pada September 2020, kontrak jasa pertambangan DOID dengan PT Kideco Jaya Agung sudah selesai. Perusahaan ini memiliki kontribusi sebesar 7,4% terhadap volume BUMA.
Adapun porsi terbesar berasal dari Berau Coal (56,9%), kemudian disusul Adaro (12,3%), Geo Energy (10,4%), Bayan Resources (7,2%), dan perusahaan lainnya (5,8%). DOID pun sudah mendapat perpanjangan kontrak dari Binungan yang merupakan bagian dari Berau Coal hingga 2025 mendatang.
Selanjutnya: Rencana Delta Dunia (DOID) mengubah profil utang berjalan mulus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News