Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengemukakan sejumlah dampak bisnis setelah Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID resmi menjadi pemilik mayoritas perusahaan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Dengan akuisisi ini, MIND ID bakal memegang sekitar 34% saham INCO, lalu Vale Canada Ltd sebesar 33,9% dan Sumitomo Metal Mining sebesar 11,5%. Sekitar 20,6% saham akan dipegang publik.
MIND ID mengakuisisi 14% saham INCO dengan nilai transaksi senilai US$ 300 juta atau setara Rp 4,69 triliun (asumsi kurs Rp 15.660 per USD).
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli berharap dengan aksi ini INCO akan lebih gencar menambah investasinya di industri turunan nikel.
"Hal ini diperlukan untuk menambah tinggi nilai tambah bagi pemegang saham, perusahaan dan negara yang bisa didapatkan dari kegiatan penambangan nikel di dalam negeri," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/2).
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Menanti Perpanjangan IUPK Usai Divestasi 14% Saham Kelar
Rizal mengemukakan ada sejumlah keuntungan yang akan didapatkan Mind Id setelah merampungkan aksi korporasi ini.
Pertama, dengan porsi saham yang dominan, apabila INCO mendapatkan keuntungan dari operasinya, dividen yang akan didapatkan negara akan semakin besar. Kedua, MIND ID memiliki posisi yang kuat untuk menentukan arah kebijakan dan bisnis INCO ke depan.
Di sisi lain, ada juga risiko yang harus ditanggung holding BUMN tambang ini ketika INCO menanggung rugi saat harga komoditas merosot seiring dinamika pasar, geopolitik, serta ekonomi global.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Usai Divestasi 14% Kelar
"Kerugian itu akan ditanggung sesuai dengan persentase sahamnya," kata Rizal.
Dari sisi pengembangan sumber daya mineral, MIND ID dapat memanfaatkan posisinya untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya dan cadangan nikel yang dimiliki INCO.
"Ini untuk mendukung kemajuan industri besi baja, alloys dan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News