Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, PT Kawasan Industri Jababeka upakayan memperluas konsumen.
Sekretaris Perusahaan Kawasan Industri Jababeka Mulyadi Suganda mengakui bahwa jelang akhir tahun tren permintaan dilanda ketidakpastian. "Secara statistik sebenarnya uncertainty," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (7/12).
Sebabnya, pada Desember biasanya tidak full akibat adanya liburan akhir tahun. Hanya saja, ia menilai kondisi tahun ini berbeda karena pandemi Covid-19 dan juga pengurangan libur.
Untuk itu, perusahaan terus mengupayakan untuk mencapai hasil yang terbaik. Salah satunya, menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen ditengah situasi pandemi Covid-19.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemasaran dengan pola baru dan inovatif agar dapat menjangkau konsumen secara langsung dan lebih luas. Hal yang dilakukan dengan mengembangkan penjualan secara online dan bekerjasama dengan agen properti.
Selain itu juga mengedukasi tentang perusahaan maupun kawasan-kawasan yang dimiliki dan produk-produk yang dikembangkan kepada konsumen, serta memberikan insentif kepada calon pembeli termasuk pemberian harga khusus dan penyesuaian skema pembayaran serta meluncurkan produk sesuai dengan demand yang ada saat ini.
"Kami juga tetap melakukan komunikasi dan memberikan update tentang perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia dan kawasan pada khususnya kepada calon investor khususnya dari luar negeri," paparnya.
Baca Juga: Ada UU Cipta Kerja, KIJA optimistis kinerja tahun depan lebih baik
Untuk target kinerja, Mulyadi masih belum bisa membeberkannya. Yang jelas, hingga Q3-2020 3 emiten berkode saham KIJA ini membukukan marketing sales sebesar Rp 557,5 miliar. Adapun trend di kuartal ketiga sendiri meningkat signifikan dibandingkan Q1 dan Q2 dan diharapkan trend ini tetap menguat di kuartal Q4.
"Kontribusinya dari industri 45% dan rescom 48% sisanya others 7%," tuturnya.
Sementara itu, untuk kinerja keuangan berdasarkan capaian Q3-2020 KIJA membukukan total penjualan sebesar Rp 1,82 triliun, meningkat 29% dari tahun sebelumnya Rp 1,41 triliun. Pihaknya berharap pertumbuhan bisnis properti sampai dengan Q3 dapat dipertahankan, sehingga hasil akhir tahun dapat tetap membukukan accounting sales baru.
Namun, ia juga menegaskan pendapatan dari bisnis power plant-nya tergantung pada permintaan PLN di Q4 ini yang belum dipastikan berapa energi listrik yang dihasilkan dan dijual kepada PLN. "Salah faktor lainnya yang menentukan pencapaian laba bersih kami adalah nilai tukar Rupiah terhadap USD yang diluar kontrol perusahaan," ujarnya.
KIJA berharap, tren perbaikan di Q3 dapat berlangsung hingga semester pertama tahun 2021 dan pada semester kedua 2021 akan lebih baik lagi dari semester pertama dengan harapan penemuan vaksin dan bisnis yang sudah beradaptasi. "Sehingga secara overall, harapan kami tahun 2021 akan lebih baik dari tahun 2020," tandasnya.
Selanjutnya: Kawasan Industri Jababeka (KIJA) optimistis kinerja tahun depan lebih baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News