Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Terminal Kendaraan Tbk (IPCC) targetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-12% atau setara di kisaran Rp 392,18 miliar - Rp 399,32 miliar.
Direktur Utama IPCC Rio T.N Lasse mengatakan, IPCC menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun 2021 sementara ini di kisaran konservatif sebesar 10% hingga 12% terhadap tahun 2020 atau di kisaran sebesar Rp 392,18 miliar – Rp 399,32 miliar.
Sedangkan, untuk laba IPCC, terutama laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas hingga akhir semester I-2021 IPCC mampu membukukan senilai Rp 14,83 miliar, ini merupakan capaian yang jauh di atas perolehan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat rugi Rp 240 juta.
“Jika kinerja di semester II-2021 dapat terjaga maka diharapkan IPCC dapat mencatatkan nilai positif dibandingkan pencapaian di akhir tahun 2020 yang mencatatkan rugi Rp 23,77 miliar,” jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (13/10).
Rio menjelaskan, dari sisi operasional, tentunya tugas dan kewajiban untuk dapat mencapai target tersebut IPCC melakukan yakni memperbaiki dan meningkatkan standar layanan operasional yang saat ini telah berjalan dengan baik, melakukan penjajakan dengan pabrikan otomotif baru dan shipping line, maupun upaya memperkuat fundamental lainnya yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kinerja fundamental perusahaan yang pada akhirnya valuasi perusahaan maupun valuasi saham juga akan ikut meningkat.
Baca Juga: Gandeng TMMIN, IPCC luncurkan radio frequency identification (RFID)
Dia bilang IPCC dengan visi perusahaan To Be World Class Car Terminal Ecosystem, maka Manajemen akan berfokus pada tiga hal, yaitu pertama, Driving Superior Performance dimana IPCC berusaha untuk mencapai kinerja terbaiknya untuk meningkatkan pendapatan baik dari sisi operasional eksisting maupun penjajakan peluang kerjasama baru untuk meningkatkan potensi pendapatan atau revenue enhancement maupun business creation baik dalam satu rantai ekosistem logistik maupun di luar rantai ekosistem logistik.
Kedua, Partnering in Business Development, dimana IPCC mencoba menjajaki peluang kolaborasi dengan sejumlah pihak.
Ketiga, Strengthening Corporate Governance yakni IPCC menerapkan tata kelola yang baik dalam menjalankan bisnis perusahaan sebagai bagian dari amanah para investor pemegang saham dan juga sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik maupun para stakeholders di industri otomotif, pelabuhan, maupun pasar modal.
Rio melanjutkan, IPCC juga sedang melakukan transformasi proses bisnis melalui Budaya dan Organisasi terutama pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan menciptakan organisasi yang agile dan adaptif terhadap perubahan yang ada.
Transformasi Bisnis melalui penjajakan pertumbuhan anorganik melalui ekspansi vertikal dan horizontal, strategic partnership dengan sejumlah perusahaan automaker dan logistik, hingga pengelolaan manajemen risiko perusahaan.
Adapun, transformasi berikutnya ialah melalui Transformasi Digital dengan secara bertahap merubah pencatatan menjadi electronic services (paper less) hingga pengembangan sistem jaringan antara IPCC-automaker-shipping line-Bea Cukai. “Hal ini sesuai dengan karakter utama IPCC yang sedang dikembangkan, yaitu CAR (Competitive, Agile, Reputable),” pungkas dia.
Selanjutnya: Aktivitas bongkar muat alat berat IPCC terdorong kenaikan harga batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News