Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mendapatkan beras dengan kualitas baik, ada beberapa teratment khusus yang perlu dilakukan. Menurut Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo kunci utama yang menentukan kualitas adalah proses produksi.
"Kalau saya fokusnya nomor satu itu, di produksi. Produksi itu kunci dari semuanya. Jadi untuk produksi dengan baik itu harus apa," kata Arief kepada Kontan.co.id, Jumat (30/11).
Arief menuturkan bahwa masalah konversi lahan dan juga intensifikasi dengan alat pertanian perlu diperbaiki. Selain itu, perbaikan infrastruktur untuk sarana-penujang produksi juga perlu diperbaiki.
"Misalnya harus memberikan luas lahan yang 7,1 juta ha, jangan sampai terkonversi lagi untuk membangun pabrik, sawah," ujarnya.
Ia juga mendukung program kerja Menteri Pertanian untuk mengoptimalisasi lahan-lahan yang saat ini tidak produktif untuk diupayakan menjadi lahan produktif. Pastinya dengan dukunan alat-alat canggih dan modern.
"Kemudian kalau pak menteri pertanian punya program lahan tidak produktif bisa digunakan dan intensivikasi pertanian dengan alat-alat mekanisasi pertanian. Dan juga pembangunan infrastruktur seperti waduk dan irigasi. Kemudian ada juga penyuluhan ke petani," ujarnya.
Setelah fokus pada proses produksi, barulah fokus kepada pasca panen. Menurutnya dengan mengotimalisai penggunaan mesin canggih seperti Pemanen kombinasi (combine harvester) yang mampu menghemat biaya tenaga kerja dan mengefisiensikan usaha tani.
"Setelah produksi barulah pasca panen. Pasca panen punya treatment tersendiri bisa pakai combine harvester dan juga misalkan pengadaan dryer (pengering)," katanya.
Untuk penggunaan dryer, dinilai sangat penting apalagi pada bulan Februari dan Maret 2019 Indonesia memasuki masa panen padi di mana saat itu masih berpotensi turun hujan. Maka dari itu pengadaan dryer sangat dibutuhkan.
"Misalkan pada bulan Februari sampai Maret nanti saat panen raya itu posisinya hujan dan kita butuh dryer segera," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News