Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Ranimay Syarah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tender blok minyak dan gas bumi (migas) bernilai jumbo milik Hess Corporation yang digelar sejak Maret 2013, segera berakhir. Dari belasan peminat, lima perusahaan sudah masuk daftar calon pembeli blok migas milik Hess yang berada di Indonesia dan Thailand.
Sebagai gambaran, boleh dibilang, ini adalah penjualan blok migas dengan nilai terbesar di Tanah Air. Total nilai aset yang akan dijual Hess diperkirakan mencapai sekitar US$ 2,5 miliar (sekitar Rp 28,7 triliun). Aset Hess di Indonesia bernilai sekitar US$ 1,5 miliar dan di Thailand tak kurang dari US$ 1 miliar.
Berdasarkan informasi yang sampai ke KONTAN, ada tiga perusahaan yang lolos tahap akhir pembeli blok migas milik Hess di Indonesia. Mereka adalah China National Offshore Oil Company (CNOOC), Valco Corporation, dan PT Saka Energi Indonesia.
Valco adalah perusahaan migas milik Muhammad Hadi Bil'id, pebisnis asal Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sementara Saka Energi merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Nah, Valco dan Saka Energi kabarnya berpeluang besar keluar sebagai pemenang tender ini. Alasannya, kedua perusahaan lokal itu berani menawarkan harga tinggi bagi sejumlah blok migas milik Hess. "Kepastian pemenangnya akan diumumkan akhir tahun ini atau paling lambat Januari 2014," imbuh sumber itu yang minta namanya dirahasiakan, Rabu (20/11).
Sementara di Thailand, dua perusahaan migas, yakni PTT Exploration and Production Pcl (PTTEP) asal Thailand dan PT Pertamina dari Indonesia, berkongsi untuk memborong blok migas milik Hess. Kongsi ini kabarnya sudah menyisihkan rival-rivalnya. "Kami memang joint bidding di sana dengan PTTEP. Alhamdulillah kalau memang benar kami menang," ujar Afdal Bahaudin, Direktur Perencanaan Investasi dan Management Risiko Pertamina kepada KONTAN, kemarin.
Ronald Gunawan, Presiden Direktur Hess Indonesia, dan Aris Waluyono, Wakil Presiden Hubungan Eksternal Hess, menolak menjelaskan detil transaksi ini. "Kami tidak bisa memberi jawaban sekarang," tutur Aris.
Direktur Operasi Saka Energi, Tumbur Parlindungan, menyatakan, Saka Energi memang berminat menguasai dua blok migas milik Hess. Perusahaan ini mengincar ladang migas yang sudah berproduksi, yakni Blok Ujung Pangkah dan Blok Natuna Sea Blok A. "Jika Saka Energi menjadi pemenang tender dua blok migas milik Hess itu, aset perusahaan ini secara otomatis akan meningkat tajam," ungkap Tumbur.
Naryanto Wagimin, Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM berharap, Hess segera memberitahu kepada ESDM dan SKK Migas hasil transaksi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News