kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INKA bidik kontrak baru Rp 2 triliun tahun ini


Rabu, 12 Maret 2014 / 07:42 WIB
INKA bidik kontrak baru Rp 2 triliun tahun ini
ILUSTRASI. Manfaat seledri untuk kesehatan.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA ngebet bisa mendekap kontrak baru senilai Rp 2 triliun tahun ini. Dari porsi tersebut, perusahaan berharap 25% adalah sumbangsih dari kontrak di luar negeri. Sementara sisanya berasal dari pesanan dalam negeri yang kebanyakan  dari PT Kereta Api Indonesia alias KAI.


Untuk pasar mancanegara, perusahaan sedang bersiap-siap memasuki pasar baru di Timur Tengah yakni ke Iran. Tak tanggung-tanggung, INKA berencana akan memasok sekitar 100 unit kereta api dengan nilai kontrak mencapai sekitar € 70 juta. "Tahun ini kami akan coba ke Iran untuk memasok kereta penumpang," kata Direktur Utama INKA Agus Haryata Purnomo, Selasa, (11/2).


Meski demikian sampai saat ini perusahaan masih belum mengantongi kontrak yang dimaksud. Dengan alasan  masih dalam proses pembicaraan antara kedua belah pihak.


Selain Iran, tahun ini INKA juga akan meneruskan ekspor kereta api ke negara-negara lain yang sudah berjalan sebelumnya. Sebut saja Bangladesh, Malaysia, Thailand dan Australia. Sayang Agus tak merinci lebih lanjut berapa besaran ekspor yang bakal dilanjutkan ke sejumlah negara tersebut.


Yang jelas di dalam negeri, tahun ini perusahaan sudah mengantongi kontrak baru senilai Rp 70 miliar dari KAI. Kebanyakan kereta api pesanan operator tunggal kereta api di Tanah Air tersebut adalah kereta api kelas ekonomi untuk tujuan jarak jauh.


Selain target kontrak baru tahun ini, INKA masih memiliki kewajiban untuk menyelesaikan kontrak senilai Rp 200 miliar tahun ini. Ini adalah kontrak multiyears yang didapat tahun lalu. Tempo penyelesaian kontrak adalah 1,5 - 2 tahun.


Perusahaan menargetkan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1 triliun di tahun politik ini. Menurut Agus besaran kontrak memang sengaja dipatok lebih tinggi dari pendapatan karena sifat kontrak yang kebanyakan multiyears.


Perlu Anda tahu, di dalam negeri, INKA lebih banyak memenuhi pesanan kereta api barang ketimbang kereta api penumpang. "Persentase produksi kereta api barang mencapai 60% dan 40% adalah produksi kereta api penumpang," beber Agus.


Sementara INKA mulai mengekspor kereta api ke luar negeri sejak tahun 2000 silam. Tahun lalu, perusahaan yang memiliki pabrik di Madiun, Jawa Timur ini telah mengirim 70 unit ballast wagon ke Thailand dan 50 unit pass coaches ke Bangladesh.


Ada pula ekspor power generating car dan pass choaches ke Malaysia. Lalu ke Singapura, perusahaan mengeskpor well wagons dan ke Australia, perusahaan mengimpor wangon centre parts.


Tak cuma kereta api, perusahaan pelat merah ini juga sudah memproduksi automated container transpoter, monorel, automated people mover system (APMS) yang akan digunakan di bandar udara. Plus, membikin airticulated bus atawa bus gandeng untuk  bus Transjakarta dan track motor car.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×