Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
Saat ini manajemen INKA masih menunggu keputusan pengumuman pemenang tender gerbong LRT tersebut. "Pengumuman tender dilakukan tahun ini, proyeknya baru tahun 2017," terangnya.
Ekspor banyak negara
INKA kini tengah mengejar penyelesaian proyek-proyek pengadaan kereta sebelumnya, yakni; lima train set (rangkaian) kereta jenis ekonomi, dan lima train set kereta jenis eksekutif. Kedua jenis kereta tersebut harus rampung Desember 2016.
Selain itu, ada juga pesanan 6 train set Kereta Rel Diesel Indonesia dengan masa penyelesaian 15 bulan dari sekarang. Seluruh pesanan tersebut untuk melayani kebutuhan gerbong PT Kereta Api Indonesia. "Semua kereta ini dibiayai oleh PT KAI, dan sebagian dari PMN (penyertaan modal negara) yang harus selesai 2017," ujar Choliq.
Tak hanya itu, perusahaan yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur tersebut juga kebagian proyek kereta Jakarta-bandara Soekarno-Hatta. Sebagai catatan, kereta bandara Soekarno-Hatta tersebut dikerjakan secara oleh konsorsium INKA dan Bombardier.
Kedua perusahaan tersebut mengerjakan pesanan kereta bandara Railink di Bandara Soekarno Hatta, Banten. Yakni sebanyak 10 transit atau 60 kereta rel listrik (KRL).
Kerjasama pengadaan gerbong untuk kereta bandara tersebut sudah diteken pada tahun 2014 silam. "Kami saat sedang dalam tahap pemotongan dan perakitan," kata Choliq.
Selain mengekspor ke Bangladesh, INKA pernah melayani pesanan gerbong kereta api ke Malaysia, Filipina dan Australia. Selain itu, INKA juga telah diminta Presiden Joko Widodo untuk memperluas pasar ekspor kereta ke negara lainnya, khususnya di megara Asia. Salah satu negara yang kini dibidik INKA adalah Sri Lanka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News