Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan manufaktur transportasi PT Industri Kereta Api (INKA) getol mengejar proyek pengadaan gerbong kereta api di luar negeri. Salah satu yang menjadi tujuan pasar ekspor gerbong perusahaan pelat merah tersebut adalah Bangladesh.
Pasar Bangladesh sejatinya bukanlah pasar baru bagi INKA. Sebelumnya, INKA telah memenangkan tender pengadaan 180 gerbong kereta api untuk Bangladesh Railway.
Adapun untuk tender terbaru yang diincar oleh INKA kali ini jumlahnya lebih banyak, yakni 200 gerbong. "Bangladesh pernah pesan ke gerbong ke kami, kemudian mereka beralih ke China, tapi kali ini mereka balik lagi ke kami karena produk kami lebih murah," kata M Choliq, Senior Manager Humas PT INKA kepada KONTAN, Kamis (15/9).
Choliq menjelaskan, selain karena harga jual yang miring, produksi gerbong produksi INKA diklaim memiliki kualitas yang lebih baik ketimbang produk kompetitor. "Untuk tender kali ini, kami bersaing dengan India dan China, tetapi kami optimistis menang karena unggul di harga dan komponen," kata Choliq.
Jika INKA sukses menjadi pemenang dalam pengadaan gerbong tersebut, Choliq bilang akan mengebut pengerjaan proyeknya. Sebab, rencananya pemenang tender akan diumumkan akhir November 2016 ini. "Kali ini Bangladesh menenderkan 200 kereta (gerbong), sebelumnya mereka pesan 180 gerbong," ujar Choliq penuh harap.
Sayang untuk nilai kontrak gerbong tersebut, Choliq belum bisa menyajikan angka detailnya. Namun sebagai perbandingan, ekspor sebanyak 180 unit gerbong yang dilakukan periode sebelumnya bernilai sekitar Rp 800 miliar. "Untuk harga gerbong ada perubahan kali ini atau naik 5% dari tahun sebelumnya, ini menyesuaikan kondisi inflasi saja," jelas Choliq.
Tak hanya mengincar proyek pengadaan gerbong kereta api dari luar negeri saja, manajemen INKA juga masih menggarap proyek di dalam negeri. Saat ini, INKA mengincar proyek pengadaan gerbong proyek light rail transit atau LRT berkapasitas 100 penumpang - 250 penumpang di Sumatera Selatan dan DKI Jakarta.
Saat ini manajemen INKA masih menunggu keputusan pengumuman pemenang tender gerbong LRT tersebut. "Pengumuman tender dilakukan tahun ini, proyeknya baru tahun 2017," terangnya.
Ekspor banyak negara
INKA kini tengah mengejar penyelesaian proyek-proyek pengadaan kereta sebelumnya, yakni; lima train set (rangkaian) kereta jenis ekonomi, dan lima train set kereta jenis eksekutif. Kedua jenis kereta tersebut harus rampung Desember 2016.
Selain itu, ada juga pesanan 6 train set Kereta Rel Diesel Indonesia dengan masa penyelesaian 15 bulan dari sekarang. Seluruh pesanan tersebut untuk melayani kebutuhan gerbong PT Kereta Api Indonesia. "Semua kereta ini dibiayai oleh PT KAI, dan sebagian dari PMN (penyertaan modal negara) yang harus selesai 2017," ujar Choliq.
Tak hanya itu, perusahaan yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur tersebut juga kebagian proyek kereta Jakarta-bandara Soekarno-Hatta. Sebagai catatan, kereta bandara Soekarno-Hatta tersebut dikerjakan secara oleh konsorsium INKA dan Bombardier.
Kedua perusahaan tersebut mengerjakan pesanan kereta bandara Railink di Bandara Soekarno Hatta, Banten. Yakni sebanyak 10 transit atau 60 kereta rel listrik (KRL).
Kerjasama pengadaan gerbong untuk kereta bandara tersebut sudah diteken pada tahun 2014 silam. "Kami saat sedang dalam tahap pemotongan dan perakitan," kata Choliq.
Selain mengekspor ke Bangladesh, INKA pernah melayani pesanan gerbong kereta api ke Malaysia, Filipina dan Australia. Selain itu, INKA juga telah diminta Presiden Joko Widodo untuk memperluas pasar ekspor kereta ke negara lainnya, khususnya di megara Asia. Salah satu negara yang kini dibidik INKA adalah Sri Lanka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News