Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) sebagai produsen serat daur ulang bakal menggenjot kinerja di tahun ini dengan mengamankan rantai pasokan botol plastik.
Sebagaimana diketahui perusahaan memproduksi serat tersebut dikenal dengan nama recycle Polyester Staple fiber/re-PSF yang berasal dari botol plastik bekas.
Baca Juga: Inocycle (INOV) bukukan pertumbuhan 28% di kuartal III berkat bisnis sampah
Victor Choi, Direktur INOV mengatakan bahwa akhir-akhir ini memang banyak perusahaan skala global yang menunjukkan komitmen pada bahan baku daur ulang. "Kami berharap lebih banyak pelanggan datang karena trend saat ini adalah perusahaan-perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan," sebutnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/1).
Produk serat daur ulang INOV acap kali digunakan untuk material jaket, sepatu, bantal hingga interior otomotif. Beberapa pelanggan otomotif meliputi Agen Pemegang Merek (APM) seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi dan lainnya.
Mengenai target pertumbuhan tahun ini, perseroan masih belum membeberkan detailnya lantaran wait and see dengan kondisi perang dagang yang tengah terjadi. Yang pasti di tahun ini perseroan tengah mengoptimalkan kapasitas produksinya yang mencapai 35.000 ton per tahun.
Untuk mengoptimalisasikan kapasitas tersebut, perseroan telah menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 23 miliar di tahun 2019 kemarin. Capex ini juga dipergunakan untuk revitalisasi mesin pabrikan serta penambahan fasilitas pencucian botol (washing facilities).
Baca Juga: Harga INOV, saham pemulung botol plastik, naik 8,47% (27/8)
Mengenai detil kapasitas dan lokasinya, Victor bilang, pihaknya tengah memperhatikan perkembangan situasi global paling tidak sampai pertengahan tahun ini.
Keberadaan fasilitas pencucian tersebut diperkirakan akan mendukung fasilitas produksi serat agar bekerja lebih cepat dan efisien. Merujuk pada situs perseroan, dari ketiga pabrik yang dimiliki ada dua yang memiliki fasilitas pencucian yakni pabrik Karanganyar dan Mojokerto yang masing-masing berkapasitas 10.200 ton dan 13.200 ton per tahun.
Sementara pabrik di Tangerang yang berkapasitas 10.200 ton per tahun hanya memiliki fasilitas produksi serat saja. Produk serat daur ulang INOV sebagian besar 60% menyasar pasar dalam negeri dan 40% diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Filipina dan lainnya.
Mengulik laporan keuangan perseroan pada kuartal ketiga tahun lalu pendapatan INOV naik sebesar 27,7% year on year (yoy) menjadi Rp 379,73 miliar. Kontribusi terhadap pendapatan terbesar adalah dari produk serat daur ulang 79,2%, kemudian disusul dengan produk bukan tenunan (non-woven) 15,6%, perabot rumah 4,8% dan lain-lain 0,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News