kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.347.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inocycle Technology Siapkan Capex Rp 20 M untuk Investasi Bisnis Chips Daur Ulang


Kamis, 23 Mei 2024 / 17:58 WIB
Inocycle Technology Siapkan Capex Rp 20 M untuk Investasi Bisnis Chips Daur Ulang
ILUSTRASI. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) siapkan belanja modal atau capex sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2024. (Foto Dok. INOV)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) siapkan belanja modal atau capex sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2024. Penggunaan capex ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis terutama investasi di bisnis resin atau chips daur ulang hingga penambahan mesin Plastic Granulator Set dan Plastic Pelletizer Set. 

Dalam paparan Public Expose, manajemen menjelaskan resin atau chips daur ulang sebagai produk dari rencana penambahan kegiatan usaha hanyalah proses penyempurnaan dari Bottle Flakes yang tidak dilanjutkan dalam proses produksi berikutnya.

Nantinya, setelah mendapatkan beberapa proses tambahan melalui mesin granulator dan mesin pelletizer direncanakan akan dijual kepada pelanggan yang membutuhkan. 

Industri akhir dari pembeli Resin/chips daur ulang antara lain industri boneka, industri kemasan untuk makanan, industri botol kemasan minuman, dan industri lainnya seperti kosmetika, farmasi, elektronik, pipa plastik, peralatan rumah tangga, otomotif dan lain sebagainya.

Baca Juga: Naik 4,43%, Inocycle (INOV) Catat Penjualan Rp 151,63 Miliar pada Kuartal I 2024

"Jadi proses pembuatan Resin/chips daur ulang ini adalah penambahan kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh Perseroan dan yang akan dimintakan persetujuan di dalam RUPSLB Perseroan," ujar Direktur INOV, Suhendra Setiadi dalam paparan Public Expose, Rabu (22/5). 

Dasar dan pertimbangan serta urgensi dibutuhkannya penambahan kegiatan usaha tersebut adalah di era yang sangat kompetitif ini akan dapat menjadi sumber pendapatan yang baru bagi Perseroan. Sesuai dengan analisa dari Penilai KJPP, diperkirakan bisnis chips ini dapat berkontribusi terhadap pendapatan Perseroan sebesar Rp 41 Miliar hingga Rp 114 Miliar per tahun selama tahun proyeksi. 

Selain itu, INOV juga akan menambah area kegiatan usaha yang berada di area yang sudah dimiliki Perseroan yakni berlokasi di Pabrik Tangerang dengan menambah Plastic Granulator Set dengan jumlah 5 mesin, Plastic Pelletizer Set dengan jumlah 1 mesin, kemudian di Karanganyar dan di  Mojokerto. 

Ia juga menjelaskan INOV akan menambah kegiatan usaha dengan investasi berupa pembelian mesin Plastic Granulator Set dengan jumlah 13 mesin, Plastic Pelletizer Set dengan jumlah 3 mesin. Mesin tersebut berasal dari Ningbo Hangzhou Bay New Area Yueda Trade Co.,Ltd yang berdomisili di China.

"Perusahaan terus mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksinya yang saat ini sudah mencapai sebesar 40.000 ton per tahun," ujarnya. 

INOV berupaya akan meningkatkan kemampuan daur ulangnya melalui fasilitas pencucian di Solo, Mojokerto, Medan, Makassar, dan Subang, serta pabrik Re-PSF di Tangerang, Solo, Mojokerto, dan Medan. 

 

Penambahan fasilitas pencucian di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 12.000 ton per tahun, dan pabrik re-PSF di Medan dengan kapasitas produksi 7.200 ton per tahun, semakin memperkuat posisi INOV di pasar.

Sebagai informasi, produk  INOV banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai produk yang sering ditemui sehari-hari. Serat non-woven yang diproduksi merupakan bahan baku manufaktur untuk berbagai industri seperti otomotif dan garmen.

Sedangkan Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) sebagai penyumbang penjualan terbesar dapat digunakan untuk memproduksi produk rumah tangga seperti bantal, selimut, dan bed cover.

Saat ini Suhendra mengklaim bahwa saat ini market share INOV di bisnis daur ulang mencapai lebih dari 60%. "Market share kami lebih dari 60% di Indonesia dan kita akan terus meningkatkan market share kami," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×