kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inovasi produksi biodiesel berbasis tanaman jarak pagar dilakukan


Kamis, 18 Februari 2021 / 16:44 WIB
Inovasi produksi biodiesel berbasis tanaman jarak pagar dilakukan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

Di kesempatan yang sama, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misnah menyampaikan, berdasarkan penelitian yang ada, jarak pagar adalah tanaman yang mudah ditanam, tahan terhadap cuaca dan hama, serta low maintenance cost dan tidak perlu membuka hutan baru untuk lahan tanaman, karena lahan marjinal yang sangat banyak di Indonesia dapat digunakan.

“Minyak Jarak sangat bagus dan mempunyai kualitas yang tinggi untuk dijadikan bahan bakar, karena minyak jarak mempunyai titik beku yang rendah (70C), viskositas yang cukup rendah, dan asam lemak atau fatty acid yang sedikit. Yang penting bahwa jarak pagar bukan tanaman pangan sehingga tidak mengganggu stabilitas ketahanan pangan,” papar Feby.

Hafnan mengungkapkan, NEEI-One menggunakan teknologi Nanomizer yang membuat Biodiesel Jarak menjadi lebih bersih karena teknologi ini mengurangi emisi gas Nitrogen Oxida (NOX) yang dihasilkan oleh Biodiesel Jarak. Teknologi Nanomizer juga akan mengurangi konsentrasi methanol pada bahan bakar biodiesel lebih dari 20% sehingga membuat mesin lebih tahan terhadap korosi.

Dia menjelaskan, satu hektare lahan dapat menghasilkan 12.500 liter minyak jarak atau hasil akhirnya adalah 12,5 kiloliter (kl) bahan bakar Nano Biodiesel Jarak Nusantara (NBJN) per tahun atau sekitar 34 liter per hari. 

Menurut hasil analisis biaya dan profit oleh NEEI-One, komponen harga biodiesel jarak terdiri dari harga minyak jarak (Rp 6.000) ditambah ongkos pengolahan  (Rp 1.000 per liter), sehingga harganya menjadi Rp 7.000 per liter atau Rp 6.000 per liter.

“Dengan teknologi Nanomizer kami, harga itu dapat berkurang sekitar Rp 1.000 per liter sehingga harga Nano Biodiesel Jarak kami menjadi sekitar Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per liter,” ungkap Hafnan.

Selain menghasilkan produk Biodiesel Jarak Nusantara, NEEI-One juga memproduksi Solar Nusantara yang mencampurkan solar konvensional atau biosolar ditambah bahan aditif dan air sebanyak 20%.

Bahan bakar solar dan air diproses melalui alat Nanomizer sehingga ukuran butirnya menjadi ukuran Nano, lalu dicampur ke dalam mixer atau reaktor serta bahan aditif. Setelah proses selama satu jam di dalam mixer atau reaktor, terbentuklah produk solar baru.

“Untuk proses emulsi ini ada campuran air yang akan terus kita perbaiki dengan teknologi baru dan kita harapkan bahkan nanti bisa ada 45% campuran air, tapi tidak mengganggu kinerja mesin. Proses emulsi ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Sudah ratusan tahun hanya kita perbaharui dengan teknologi, misalnya dengan Nano Mixer dan teknologi Plasma kemudian juga ada yang menggunakan teknologi ion,” terang Hafnan.

Tujuan sebenarnya dari emulsi ini adalah mengurangi NOX di mana biasanya untuk menurunkan zat tersebut sangat sulit. Solar Nusantara ini pernah dites dengan PLTD yang masih menggunakan teknologi lama dan hasilnya sudah lumayan. Dalam hal ini, gas buangnya cukup bagus, tetapi dari sisi ekonomisnya masih kurang. Kapasitas yang dimiliki NEEI-One untuk emulsi ini sebesar 280.000  liter per hari.

Selanjutnya: Sinar Mas Agro (SMAR) sebut prospek industri sawit masih menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×