kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Inovisi Mulai Serius Berbisnis Batubara dan Jasa M


Selasa, 04 Juni 2013 / 21:26 WIB
Inovisi Mulai Serius Berbisnis Batubara dan Jasa M
ILUSTRASI. Harga Saham BBRI & BBCA Beda Nasib di Perdagangan Bursa Kamis (23/12)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/01/2021.


Reporter: Diemas Kresna Duta | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Dalam waktu dekat, PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) akan mulai menggarap 10 konsesi pertambangan (KP) milik PT Goldchild Integritas Abadi (GIA) yang merupakan anak usahanya. Harapannya, sejumlah KP tersebut bisa menghasilkan produksi hingga 5 juta ton di tahun 2014.

Direktur Keuangan INVS Adrian Ooi mengungkapkan, target produksi batubara dari KP milik Goldchild untuk tahun ini baru mencapai 3,5 juta ton. Jumlah produksi tersebut bakal berasal dari konsesi tambang di Kalimantan Selatan dan 500.000 ton dari konsesi di Kalimantan Timur. "Konsesi di Kalsel sudah mulai digarap dengan perkiraan jumlah produksi sekitar 3 juta per tahun. Sementara, KP di Kaltim baru mulai berproduksi pada akhir tahun ini," terangnya kepada KONTAN, Selasa (4/6).

Dengan demikian, Adrian mengungkapkan, produksi batubara dari seluruh konsesi Goldchild akan efektif berproduksi mulai tahun 2014 mendatang. Sementara, kualitas kalori batubara dari 10 konsesi tersebut mencapai 5.500 kilo kalori (kkal) per kilogram.

Menurut Adrian, penjualan batubara dari INVS bakal dialokasikan untuk memenuhi pasar batubara di China yang belakangan membutuhkan kalori tinggi. "Tahun depan mungkin kami bisa memproduksi 5 juta ton batubara dengan harga jual berada di angka US$ 46 per ton," ungkapnya.

Supaya memuluskan rencana tahun ini, INVS akan menganggarkan capital expenditure (capex) sekitar US$ 200 juta. Perinciannya, dana sebesar US$ 100 juta akan digunakan untuk sektor pertambangan batubara. Sementara sebesar US$ 80 juta untuk sektor minyak dan gas bumi (migas).

Sisanya, yakni sebesar US$ 20 juta, akan digunakan bagi pengembangan bisnis telekomunikasi. "Komposisi capex tahun ini 60% dari pinjaman bank dan 40% dari kas internal. Kami juga akan menerbitkan bond tapi bakal melihat pasar dulu," kata Adrian.

Adrian bilang, selain fokus ke bisnis pertambangan batubara, pihaknya juga bakal mengoptimalkan bisnis layanan jasa migas yang kini tengah dikembangkan. Ia mengungkapkan, INVS telah mendapatkan kontrak jasa pengeboran dari PT Total E&P Indonesie senilai US$ 30 juta atau Rp 294 miliar per tahun dan berlaku selama 5 tahun. "Kami akan membangun drilling barge di wilayah kerja Total E&P. Sebelumnya, Pertamina sudah memakai jasa kami," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×