kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

INSA: Tahun ini, kebutuhan kapal offshore meningkat 10%


Minggu, 02 Oktober 2011 / 16:31 WIB
ILUSTRASI. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mulai menunjuk anggota kabinetnya.


Reporter: Monika Novena | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Indonesian National Shipowners Association (INSA) memproyeksi kebutuhan kapal lepas pantai (offshore) selama tahun ini akan meningkat sekitar 10%. Data INSA menunjukkan, kebutuhan kapal offshore akan mencapai 606 unit, atau naik 50 unit dibandingkan tahun lalu yang sejumlah 556 unit.

Ketua INSA Carmelita Hertoto menyebut, sampai dengan Juni 2011, kapal-kapal offshore yang sudah beroperasi rutin di Indonesia mencapai 526 unit. Kenaikan permintaan kapal ini dipicu sejumlah faktor.

Pertama, implementasi asas cabotage yang mewajibkan kegiatan angkutan laut dalam negeri menggunakan kapal berbendera Merah Putih selambat-lambatnya Desember 2010. Sedangkan untuk pengangkutan barang dan penumpang serta kegiatan yang tidak mengangkut penumpang dan/atau barang antarpelabuhan paling lambat 2015.

Kedua, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di laut juga meningkat seiring dengan target pemerintah untuk memenuhi target lifting minyak nasional. Saat ini mayoritas kegiatan produksi migas ada di laut.

Pengadaan kapal lepas pantai ini berbeda dengan pengadaan kapal jenis lainnya karena penyediaannya berbasis kontrak. "Kapal-kapal tersebut bisa disediakan jika ada tender dan kontrak dari pengguna jasa, terutama dari kalangan kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS," kata Carmelita. Pengadaan kapal ini tergatung kepada kontrak yang dikantongi mengingat perbankan atau lembaga pembiayaan akan menjadikannya sebagai salah satu jaminan.

Sementara itu, untuk harga kapal bervariasi. "Relatif tergantung jenis dan ukurannya, baru atau bekas. Ada yang hanya US$1 juta, tetapi ada yang sampai US$200 juta bahkan lebih," urai Carmelita.

Terkait dengan kenaikan permintaan kapal offshore, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) tahun ini juga menambah armadanyanya sebanyak 2 unit kapal offshore. "Tahun lalu, kami hanya punya satu kapal offshore," kata Kevin Wong, Direktur Keuangan BLTA.

Pihaknya optimis dapat menaikkan pendapatan perusahaan dengan adanya penambahan armada ini. Kevin bilang, target pendapatan sampai akhir tahun senilai US$ 50 juta. Sementara di tahun lalu, perusahaan ini berhasil membukukan total pendapatan sebesar US$ 45 juta. Hingga semester pertama 2011, perusahaan sudah bisa memperoleh separuh dari target pendapatan tersebut.

PT Berlian Laju Tengker Tbk melayani jasa penyewaan kapal offshore sejak 2006. Perusahaan ini menyewakan dengan sistem kontrak. "Rata-rata perkontrak itu antara 1 tahun hingga 4 tahun," ujar kevin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×