Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.I D- JAKARTA. Sejumlah agen pemegang merek (APM) menyambut positif rencana dilanjutkannya insentif PPN 1% pembelian mobil listrik pada 2025. Mereka berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem mobil listrik di Indonesia.
Seperti yang diketahui, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartanto telah mengusulkan beberapa insentif prioritas untuk dilanjutkan pada 2025, salah satunya insentif PPN 1% untuk mobil listrik.
Insentif tersebut terbukti ampuh bagi pertumbuhan kinerja pasar mobil listrik nasional. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional melesat 170,2% year on year (yoy) menjadi 27.549 unit pada Januari-September 2024.
PR Manager Wuling Motors Brian Gomgom menyampaikan, pihaknya mengapresiasi atas rencana kelanjutan insentif PPN 1% mobil listrik oleh pemerintah. Kebijakan ini diyakini akan mendorong perkembangan pasar mobil listrik di Tanah Air sekaligus meningkatkan adopsi produk tersebut di kalangan konsumen.
Baca Juga: Catat Penjualan 9.416 unit di Kuartal III, Simak Cara Wuling Pasarkan Mobil Listrik
"Dengan adanya dukungan pemerintah, kami optimistis pasar kendaraan listrik akan terus berkembang," ujar dia, Senin (4/11).
Wuling menjadi salah satu APM yang paling diuntungkan oleh kebijakan insentif PPN 1%, mengingat seluruh modelnya seperti Air ev, BinguoEV, dan Cloud EV telah diproduksi lokal dan berhak atas insentif tersebut.
Hingga kuartal III-2024, Wuling membukukan penjualan wholesales mobil listrik sebanyak 9.146 unit dengan model terlaris BinguoEV sebanyak 4.056 unit.
Tak hanya merakit kendaraan, Wuling juga bersiap memproduksi baterai mobil listrik di pabriknya yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, mulai akhir tahun nanti. Dalam catatan KONTAN, Wuling menginvestasikan US$ 500 juta untuk lokalisasi baterai di Tanah Air.
Sementara itu, Neta Auto Indonesia juga percaya berlanjutnya insentif PPN 1% menjadi angin segar bagi industri mobil listrik nasional yang sedang berkembang.
Saat ini, Neta terus fokus melakukan perakitan lokal untuk dua modelnya yakni Neta V-II dan Neta X yang memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%, sehingga turut menikmati insentif PPN 1%. Proses produksi kedua model tersebut dilakukan di pabrik milik Handal Indonesia Motor (HIM), Bekasi, Jawa Barat. Neta juga telah bermitra dengan Gotion Green Energy Solutions Indonesia untuk menyediakan baterai jenis Lithium Ferro Phosphate (LFP) untuk merek mobil listrik tersebut.
"Ke depannya, Neta akan berkomitmen untuk meningkatkan TKDN pada produk-produk kami sesuai dengan roadmap yang telah diberikan oleh pemerintah," tutur Product Planning Manager Neta Auto Indonesia Jordy Angkawidjaja, Selasa (5/11).
Asal tahu saja, hingga September 2024, Neta mencatatkan penjualan wholesales mobil listrik sebanyak 484 unit. Neta V-II jadi kontributor utama penjualan Neta yakni sebanyak 384 unit.
Baca Juga: Pasar Mobil Listrik Nasional Makin Tumbuh Jika Kebijakan Insentif Berlanjut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News