kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Intiland operasikan rumah sakit di Surabaya


Kamis, 09 Agustus 2012 / 08:45 WIB
ILUSTRASI. Kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan menjadi prioritas pemerintah untuk kemajuan masa depan laut Indonesia.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pengembang properti PT Intiland Development Tbk kini merambah bisnis rumah sakit. Perusahaan menargetkan proyek perdananya, National Hospital yang berlokasi di Surabaya, bisa beroperasi pada kuartal III tahun ini.

Bangunan National Hospital seluas 32.000 meter persegi (m2) dibangun di lahan seluas 8.530 m2. Rumah sakit itu sendiri terletak di dalam kawasan komersial terpadu Graha Festival yang memiliki luas 8 hektare (ha).

Sebagai gambaran, kawasan komersial Graha Festival merupakan bagian dari kompleks perumahan Graha Famili di Surabaya.

Rumah sakit tersebut merupakan hasil patungan antara anak usaha Intiland, yaitu PT Grande Family View dengan PT Surabaya Jasa Medika. Keduanya memiliki penyertaan masing-masing 50%. Investasi pendirian rumah sakit itu mencapai Rp 500 miliar.

Adapun, fasilitas rawat jalan yang terdapat dalam rumah sakit itu, berupa emergency room sebanyak delapan tempat tidur. Kemudian 30 ruang praktek dokter, dan layanan medical check up. Sedangkan, fasilitas rawat inap terdiri dari 179 tempat tidur dengan berbagai tipe kamar.

National Hospital digadang-gadang menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan medical decision support system (MDSS) dengan tujuan keamanan pasien. Makanya, kehadirannya diharapkan bisa menjadi salah satu rujukan rumah sakit untuk wilayah Indonesia timur.

Direktur Intiland, Archied Noto Pradono bilang, sebenarnya National Hospital hanya pelengkap Graha Famili. "Core business kami tetap pengembangan properti," ujarnya, Rabu (8/8).

Itu sebabnya, Intiland tidak berharap banyak dari National Hospital. Sekretaris Perusahaan Intiland, Theresia Rustandi menyebut, break even point (BEP) bisnis rumah sakit tidak terlalu cepat, yaitu sekitar lima tahun.

Namun, baik Archied maupun Theresia tidak bersedia mengungkapkan kontribusi dari rumah sakit tersebut. Sebagai catatan, saat ini porsi recurring income hanya 2,6% dari total pendapatan perseroan.

Selain mengoperasikan rumah sakit, perusahaan berkode saham DILD ini bakal meneruskan pengembangan kompleks Graha Famili. Saat ini masih tersisa landbank sekitar 5-6 ha untuk pengembangan kawasan komersial.

Sejatinya, untuk kawasan komersial Graha Festival tahap pertama, Intiland Development telah membangun pusat gaya hidup outdoor loop. Menyusul, tahap kedua, yaitu National Hospital dan proyek mixed use Spazio.

Spazio terdiri dari perkantoran, apartemen, ritel, dan hotel di area seluas 14.500 m2. Sama halnya dengan National Hospital, Spazio juga direncanakan beroperasi kuartal III 2012. "Saat ini 70% area sudah terjual," ujar Theresia.

Hingga paruh pertama tahun ini, Intiland telah menorehkan pendapatan Rp 530,7 miliar, atau naik tipis 5,7% dari periode yang sama tahun lalu. Namun, Archied optimistis, bisa mencapai target pendapatan Rp 1,2 triliun hingga akhir 2012. Target itu naik dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 939,16 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×