Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) telah menyusun sejumlah strategi guna memperbaiki kinerja keuangan di tahun 2024 mendatang. Direktur Utama DEAL, Meitra Ninanda Sari mengatakan strategi ini dipilih melihat kinerja perseroan tahun ini yang belum bisa memenuhi target.
“Kinerja perseroan memang kurang baik pada tahun 2023 ini, kami sebagai pengurus eksekutif yang baru diangkat pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) akan melakukan beberapa upaya untuk memperbaiki fundamental terkait kinerja perseroan,” ungkap Meitra dalam paparan Public Ekspose yang dilaksanakan secara daring, Senin (18/12).
Salah satu strategi yang akan dilakukan adalah dengan meningkatkan core bisnis, dimana sebelumnya DEAL berfokus pada project logistik dan di tahun yang akan datang perseroan akan mengupayakan kenaikan porsi freight forwarding.
Untuk diketahui, jasa freight forwarding adalah jasa yang menangani berbagai jenis proses pengiriman mulai dari penyimpanan barang, packing, armada pengiriman, pengurusan dokumen pengiriman hingga memastikan barang sampai ke penerima dengan aman.
Baca Juga: Dewata Freight International (DEAL) Revisi Target Tahun 2023, Ini Penyebabnya
“Karena kegiatan freight forwarding memiliki perputaran cash yang lebih pendek, dengan margin yang lebih tinggi sehingga kesehatan cash flow perseroan menjadi lebih baik dan terjaga,” jelasnya.
Ia berharap langkah ini dapat membuat kegiatan freight forwarding menjadi backbone perusahaan di masa mendatang.
“Yang kedua, kami juga akan meningkatkan kualitas SDM perseroan. Kami telah mengupayakan strategic hiring, untuk mengadakan SDM yang berkualitas dan juga pelatihan bagi karyawan eksisting kami,” katanya.
Selain itu DEAL juga tengah melakukan transformasi digitalisasi sistem, yaitu pengembangan sistem platform digital bagi bisnis perseroan, agar perseroan tetap up to date dan menjaga daya saingnya.
“Sementara, dari sisi keuangan kami melakukan implementasi sistem accurate, penghematan-penghematan lain dari sisi operation serta penghematan lainnya yang diharap dapat memperbaiki kinerja keuangan perseroan ke depan,” tambah Meitra.
Tahun ini DEAL juga tengah berupaya mengurangi outstanding di beberapa kreditur dengan melakukan likuidasi aset-aset yang dijaminkan, serta melakukan langkah restrukturisasi lainnya.
“Kami juga tengah melakukan pencarian investor strategis, serta melakukan restrukturisasi kredit dan peningkatan modal kerja untuk meningkatkan revenue, minimal di angka Rp 100 miliar di tahun mendatang,” ungkap Meitra.
Baca Juga: Intip Rencana Bisnis Nikel Harum Energy (HRUM) di Tahun Politik
Untuk diketahui, di awal tahun 2022, DEAL menargetkan pendapatan senilai Rp 200 miliar dengan laba bersih Rp 40 miliar. Namun, jika melihat pada kinerja keuangan hingga September 2023, perseroan hanya berhasil mengumpulkan pendapatan senilai Rp 33,37 miliar dan rugi bersih senilai Rp 9,5 miliar.
Oleh karena itu, perseroan memutuskan mengoreksi target dengan memotong target pendapatan menjadi Rp 100 miliar. Sayangnya, koreksi ini nampaknya juga tidak bisa terkejar hingga tutup tahun 2023.
“Tapi ya sebagai bocoran sepertinya kami juga tidak bisa memenuhi target yang sudah kami revisi itu. Namun, kami berharap di tahun 2024 ini bisa mengejar ketertinggalan kami,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News