kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.597.000   -12.000   -0,75%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Investasi Baru Mau Masuk, Bagaimana Dampaknya ke Industri TPT Nasional?


Senin, 27 Januari 2025 / 18:42 WIB
Investasi Baru Mau Masuk, Bagaimana Dampaknya ke Industri TPT Nasional?
ILUSTRASI. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional berpotensi kedatangan investasi baru dalam waktu dekat.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional berpotensi kedatangan investasi baru dalam waktu dekat. Walau begitu, masuknya investasi baru tidak serta merta membuat masalah di industri TPT Tanah Air hilang begitu saja.

Dalam berita sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier menyebut, terdapat sekitar 3-4 perusahaan asing yang mengungkapkan minat membangun pabrik Mono Etilen Glikol (MEG) di Kalimantan. MEG sendiri merupakan bahan baku benang polyster yang dipakai untuk pembuatan produk-produk tekstil. Sejauh ini, sebanyak 90% kebutuhan MEG di Indonesia masih harus dipenuhi melalui impor. 

Sayangnya, Taufiek tidak membeberkan secara gamblang identitas calon investor di sektor TPT tersebut.

Baca Juga: Paradoks Ekonomi Indonesia, Hilirisasi Dimanjakan tapi Industri Padat Karya Dilupakan

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengaku, industri TPT nasional tetap dilirik oleh investor asing terlepas dari segala masalah yang mendera sektor ini. Dia mengungkap, dua bulan lalu pihaknya berkomunikasi dengan Taiwan Textile Federation terkait potensi relokasi pabrik TPT dari China ke Indonesia. "Tapi mereka meminta beberapa prasyarat yang sepertinya akan sulit dipenuhi," kata Redma, Senin (27/1).

Sebelumnya, Redma pernah bilang bahwa calon investor tersebut hendak meminta harga gas di kisaran US$ 6 per MMBTU sebagai tuntutan implementasi industri hijau.

Selain itu, APSyFI juga mengaku telah berkomunikasi dengan satu investor baru dari China yang hendak membangun pabrik benang filamen texturizing di Indonesia. Bahkan, mereka bakal segera melakukan perekrutan karyawan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana mengatakan, pada dasarnya kehadiran investasi baru merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa dicegah. Bagi API, wacana kedatangan pemain baru tentu akan menggairahkan iklim investasi industri TPT nasional, baik di bagian hulu, antara, maupun hilir.

API mengingatkan agar investor baru di sektor TPT mendapat perlakuan kebijakan yang sama dengan investor lama, sehingga tercipta persaingan pasar yang adil dan sehat.

"Kami kira pemerintah mesti melakukan perlakuan yang adil bagi pelaku industri TPT eksisting maupun calon investor baru," imbuh dia, Senin (27/1).

Industri masih terpuruk

Danang menambahkan, masuknya investasi baru tidak akan langsung mengatasi berbagai masalah di industri TPT nasional yang terpuruk semenjak pemberlakuan regulasi pelonggaran impor yaitu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 8/2024.

"Segala kebijakan sektoral tidak akan mampu meningkatkan industri dalam negeri jika liberalisasi impor produk jadi tetap diberlakukan," ungkapnya.

Senada, Redma mengatakan, investasi baru tidak akan mengompensasi banyaknya jumlah karyawan industri TPT yang terkena PHK dalam beberapa tahun terakhir. "Jumlah perusahaan yang tutup sudah sangat banyak," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, APSyFI pernah membeberkan bahwa ada 60 perusahaan TPT lokal yang bermasalah dalam dua tahun terakhir.

Dari jumlah itu, sebanyak 34 perusahaan telah menutup usaha atau menghentikan operasionalnya. Adapun 26 perusahaan sisanya menempuh jalur efisiensi jumlah karyawan dan relokasi.

Baca Juga: Trisula International (TRIS) Targetkan Pertumbuhan Penjualan Dua Digit Tahun Ini

Selanjutnya: Imbal Hasil Obligasi AS Turun ke Level Terendah 3 Minggu Senin (27/1)

Menarik Dibaca: Bali Mayoritas Hujan, Waspadai Hujan Petir di 3 Wilayah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×