Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Adapun Asaki juga menargetkan ekspor bisa bertumbuh 5% di 2023 dengan fokus utama pada negara Filipina, Malaysia, Thailand, Taiwan, Amerika Serikat, dan Australia.
Setali tiga uang, disuntiknya harga gas murah ke industri Petrokimia juga turut membawa berkah.
Wakil Ketua Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik (Inaplas) Edi Rivai menjelaskan pada situasi sulit saat ini HGBT sangat diperlukan dan terbukti telah mempertahankan daya tahan eksitensi dan daya saing produk dalam negeri dari serangan produk impor.
Baca Juga: PGN Bakal Pasok Gas Bumi hingga 3 BBTUD ke Kawasan Industri Makassar
“Jika tidak ada kebijakan HGBT dari kemarin-kemarin atau bahkan sejak masa pandemi Covid-19 sudah banyak PHK dan barang impor,” ujarnya.
Edi menjelaskan lebih lanjut, industri petrokimia tetap tinggi dan bahkan naik terus membaik.
Selain kinerja industrinya yang terus tumbuh, investasi pembangunan fasilitas hulu petrokimia juga sedang berlangsung.
Saat ini sedang dibangun mega project petrokimia baru yang akan mulai berproduksi mulai tahun 2025, yakni proyek dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Lotte Chemical, Pertamina, Asahimas, NSI dengan nilai investasi sekitar US$ 25 miliar.
Baca Juga: Sektor Industri Tuntut Komitmen Pasokan Gas US$ 6 Per MMBTU
“Proyek-proyek ini akan mengurangi ketergantungan bahan baku impor kimia sebesar US$ 10 miliar pertahun,” ujarnya.
Edi berharap, pemerintah dalam kondisi pemulihan ekonomi pasca Covid-19 tetap mempertahankan harga gas bumi tertentu di US$ 6 MMBTU sesuai kuota untuk ketahanan keberlanjutan industri, penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News