kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi hulu migas melambat, perusahaan jasa penunjang migas terimbas


Kamis, 01 Oktober 2020 / 15:36 WIB
Investasi hulu migas melambat, perusahaan jasa penunjang migas terimbas
ILUSTRASI. Perlambatan investasi di sektor hulu migas berpengaruh pada bisnis perusahaan jasa penunjang migas.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) mengakui perlambatan investasi di sektor hulu migas Indonesia turut berpengaruh pada kinerja bisnis perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang sektor tersebut.

Asal tahu saja, hingga semester pertama 2020 lalu, realisasi investasi hulu migas Indonesia baru mencapai US$ 4,74 miliar atau setara 34% dari target awal di tahun ini sebesar US$ 13,8 miliar.

Ketua Umum Aspermigas John S. Karamoy mengatakan, seiring penurunan harga minyak dunia, Indonesia memilih untuk mengurangi impor minyak mentah dan produk-produk hasil kilang bahan bakar minyak (BBM). Sebaliknya, Indonesia lebih mengandalkan produksi dalam negeri dengan tetap mempertahankan aktivitas di sektor hulu migas maupun kilang minyak.

Baca Juga: Lelang WK Migas molor, Aspermigas usul pemerintah undang perusahaan swasta nasional

Perlambatan investasi hulu migas nasional pun lebih banyak disebabkan oleh perusahaan-perusahaan hulu migas asing yang menurunkan jumlah investasi atas keputusan kantor pusat mereka. Di sisi lain, perlambatan investasi oleh perusahaan-perusahaan nasional, baik swasta maupun BUMN seperti PT Pertamina (Persero), cenderung disebabkan dampak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih berlangsung hingga kini.

“Bagi perusahaan jasa penunjang migas, tentu akan ikut terpengaruh juga dengan adanya perlambatan investasi perusahaan global dan perlambatan investasi perusahaan nasional akibat PSSB,” ungkap John, Kamis (1/10).

Dia menambahkan, penurunan harga minyak dunia turut mempengaruhi keekonomian proyek hulu migas, sehingga menimbulkan tekanan bagi perusahaan jasa penunjang migas untuk menurunkan harga melalui renegosiasi kontrak jasa. Kinerja perusahaan jasa penunjang migas pun otomatis akan terpengaruh oleh lesunya investasi hulu migas secara nasional.

John juga tak menampik potensi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan perusahaan jasa penunjang migas seiring perlambatan investasi hulu migas, terutama oleh perusahaan-perusahaan global. “Tetapi hal itu kembali lagi kepada kemampuan dari masing-masing perusahaan,” imbuh dia.

Aspermigas menilai, langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan jasa penunjang migas dalam rangka pengurangan biaya (cost reduction) tanpa mengurangi jumlah pekerja adalah mengusulkan insentif kepada pemerintah.

Dalam hal ini adalah insentif pajak ataupun penundaan kewajiban lain seperti penundaan pembayaran kepada pihak perbankan. “Selain itu, perlu juga perusahaan tersebut mempertimbangkan upaya diversifikasi usaha,” tandas John.

Selanjutnya: Pemerintah dan pelaku usaha kejar target insentif sektor hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×