kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi laut dalam Chevron terganjal


Rabu, 27 April 2016 / 10:28 WIB
Investasi laut dalam Chevron terganjal


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Rencana PT Chevron Indonesia untuk menggarap proyek di laut dalam Indonesian Deep water Development (IDD) di lapangan Gendalo-Gehem tidak berjalan mulus. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menolak keinginan Chevron yang meminta insentif investment credit di atas rata-rata industri.

Sebagai catatan, investment credit merupakan insentif yang diberikan pemerintah kepada kontraktor migas, yang nilainya mengacu pada ongkos investasi yang mereka keluarkan untuk proyek. Insentif ini di luar pembayaran ongkos pengangkatan minyak dan gas bumi yang dikenal dengan cost recovery.

Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian Energi ESDM Djoko Siswanto menyebut, Chevron minta insentif investment credit sebesar 280%. "Ini terlalu besar, biasanya investment credit hanya 50%, seperti usulan Indonesian Petroleum Association (IPA)," katanya, Selasa (26/4). 

Inilah yang membuat pemerintah menolak proposal plan of development (PoD) Chevron di Blok Gendalo–Gehem Selat Makasar. Penolakan ini dilakukan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akhir 2015.

Saat ini Chevron kembali ajukan proposal PoD Gendalo-Gehem, dan masuk tahapan evaluasi. Namun SKK Migas masih keberatan lantaran investment credit masih gede. 

Pada proposal PoD terbarunya, Chevron menghitung nilai investasi US$ 9 miliar - US$ 10 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan proposal awal US$ 12 miliar. 

Namun demikian, Yanto Sianipar, Senior Vice President, Policy, Government and Public Affairs Chevron Indonesia belum bisa berkomentar banyak." Kami sedang mempelajari isi surat dari SKK Migas tersebut," katanya kepada KONTAN (26/4). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×