kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investasi Perkapalan Berpotensi Tumbuh


Sabtu, 04 Januari 2014 / 07:31 WIB
Investasi Perkapalan Berpotensi Tumbuh
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi pada kantor cabang BSI di BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/4). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/04/2022.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Meski kondisi ekonomi masih lesu, namun investasi industri galangan kapal domestik tahun ini diharapkan bakal terus mengucur. Pasalnya, kebutuhan reparasi kapal masih membuka peluang bagi pebisnis untuk membenamkan modalnya.

Sekretaris Jenderal Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Julius Tangketasik mengatakan, secara umum, industri perkapalan dalam negeri masih cukup potensial. "Kami harapkan terus ada perluasan investasi, minimal sama seperti tahun 2013," katanya, Jumat (3/1).

Sebagai gambaran, pada tahun 2013 lalu, ada beberapa investasi galangan kapal di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya, di Surabaya, Banyuwangi, dan Semarang yang mencapai Rp 354,7 miliar. Selain itu, investasi galangan kapal di Lamongan mencapai Rp 800 miliar.

Salah satu industri galangan kapal baru yang akan beroperasi adalah PT Lamongan Marine Industry dengan nilai investasi Rp 400 miliar. Pembangunan galangan kapal ini memakan waktu sekitar dua tahun.

Julius menambahkan, tahun ini, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh industri galangan kapal nasional. Di antaranya, potensi pembengkakan biaya produksi yang lantaran kenaikan upah buruh dan biaya energi.

Selain itu, pelemahan rupiah juga membebani industri ini lantaran sekitar 70% bahan baku industri galangan kapal masih impor. "Dari mesin kapal, baling-baling, alat komunikasi, kaca sampai kabel masih impor," papar Julius. Tingginya impor ini tak lepas dari masih minimnya industri pendukung perkapalan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi bilang, saat ini tantangan menumbuhkan industri penopang industri kapal adalah minimnya akses permodalan dari perbankan. Tapi, Budi optimistis, industri perkapalan domestik bakal tumbuh seiring kenaikan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×