Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Keberhasilan GoTo menarik investasi ADIA terjadi kompetitornya seperti Grab, perusahaan asal Malaysia, masih kesulitan melakukan IPO. Sementara kinerja saham Bukalapak juga terus mengalami koreksi dan sudah berada di bawah harga IPO.
Baca Juga: Menakar Prospek IPO GoTo Setelah Investor Abu Dhabi Suntik Dana US$ 400 Juta
Sebelumnya GoTo Group menyatakan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), yang menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi sebesar US$ 400 juta.
Transaksi tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.
“Kami bangga menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO kami, selagi kami menyiapkan bisnis untuk pertumbuhan eksponensial untuk tahun-tahun mendatang. Dukungan dengan skala seperti ini menegaskan keyakinan kami bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi,” kata Andre Soelistyo, CEO GoTo Group.
“Kami selalu meyakini bahwa kesuksesan datang selama kami tetap berkomitmen dalam menjalankan misi memberdayakan kemajuan, dengan fokus meningkatkan taraf hidup dan membantu untuk membangun mata pencaharian di negara-negara tempat kami beroperasi. Sangat menyenangkan bagi kami untuk melihat ADIA dan investor global lainnya yang telah menjadi bagian dari gerakan GoTo menyadari pentingnya misi ini dan mampu melihat nilai yangdibawa oleh misi tersebut.”
Hamad Shahwan Al Dhaheri, Direktur Eksekutif Departemen Private Equities ADIA menyatakan, investasi di GoTo sejalan dengan berbagai tema investasi utama kami, termasuk pertumbuhan ekonomi digital di negara-negara Asia Tenggara yang berkembang pesat.
Baca Juga: Abu Dhabi wealth fund to lead GoTo's pre-IPO funding with $400 million