kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Real Estat Komersial di Asia Pasifik Naik 13% pada Kuartal I-2024


Senin, 29 April 2024 / 22:21 WIB
Investasi Real Estat Komersial di Asia Pasifik Naik 13% pada Kuartal I-2024
ILUSTRASI. A Star Ferry boat crosses Victoria Harbour in front of a skyline of buildings in Hong Kong, China June 29, 2020. Asia Pasifik merupakan satu-satunya wilayah di seluruh dunia yang mengalami pertumbuhan investasi real estat komersial.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asia Pasifik merupakan satu-satunya wilayah di seluruh dunia yang mengalami pertumbuhan investasi real estat komersial pada kuartal pertama 2024, dengan volume investasi mencapai US$30,5 miliar. 

Menurut data dan analisis perusahaan konsultan real estat global JLL, investasi real estat komersial tumbuh sebesar 13% secara tahunan (YoY) pada kuartal pertama 2024, menandai kenaikan untuk kedua kalinya secara tahunan setelah penurunan selama tujuh kuartal berturut-turut.

Dalam rilis yang diterima KONTAN pada Senin (29/4), peningkatan volume investasi terjadi di tengah akuisisi secara besar-besaran oleh investor global, sementara investor institusional melanjutkan penanaman modal. 

Baca Juga: Sinar Mas Land Hadirkan The Kaia, Kawasan Premium & Eksklusif di Grand Wisata Bekasi

Asia Utara memimpin pertumbuhan di kawasan ini, di mana Jepang menjadi pasar teraktif di Asia Pasifik dengan volume investasi sebesar US$11,5 miliar, naik 29% YoY di sepanjang kuartal tersebut. 

Para pembeli domestik fokus pada aset inti di Jepang, sementara pemodal asing menunjukkan minat pada investasi yang bersifat oportunistik. Investor luar negeri tetap tertarik pada Jepang melalui akuisisi skala besar di sektor perkantoran, logistik dan industri, didorong oleh kondisi keuangan yang leluasa, selisih imbal hasil yang positif, dan mata uang yang lemah.

Korea Selatan menarik investasi sebesar US$4,3 miliar, atau meningkat 73% secara tahunan (YoY). Sektor perkantoran mendominasi investasi berkat fondasi yang stabil, tingkat ketidakterisian yang rendah, dan permintaan sewa yang kuat. Singapura (US$2,2 miliar) mencatat pertumbuhan investasi sebesar 14% YoY berkat alokasi modal ke aset-aset ritel yang memiliki prospek sewa positif dan sebaran hasil investasi yang menguntungkan. 

Baca Juga: Investasi Langsung Real Estat Komersial Asia Pasifik Capai US$ 129 Miliar pada 2022

"Kuartal pertama mencerminkan berlanjutnya minat para investor di tengah fondasi ekonomi Asia Pasifik yang kuat dan peluang harga yang menarik di pasar serta kelas aset yang beragam," kata Stuart Crow, CEO, Asia Pacific Capital Markets, JLL dalam rilisnya, Senin (29/4). 

Di seluruh Asia Pasifik, perkantoran tetap menjadi sektor yang paling aktif, meskipun volume investasi mengalami penurunan sebesar 1% YoY (US$ 12,6 miliar). Sektor logistik & industri, dan sektor ritel masing-masing mencatat pertumbuhan volume sebesar 36% (US$ 7,8 miliar) dan 8% (US$ 5,7 miliar) YoY.

Selain itu, sektor lintas batas seperti logistik & industri, ritel, dan hunian membukukan pertumbuhan secara tahunan meski dibayangi sentimen ketidakpastian harga yang menyebabkan pertumbuhan aktivitas lintas batas cenderung moderat.

Di sejumlah negara utama lainnya di kawasan ini, Australia mencatat volume investasi sebesar US$3,0 miliar, China sebesar US$5,6 miliar, dan Hong Kong sebesar US$0,7 miliar. Angka-angka tersebut menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya. Australia dan China mengalami penurunan sebesar 19% YoY, sedangkan Hong Kong mencatat penurunan sebesar 54% YoY.

Baca Juga: JLL: Transaksi real estate Asia Pasifik capai rekor US$ 128 miliar di kuartal III

"Ketidakpastian suku bunga terus memengaruhi aktivitas investasi di Asia Pasifik, tetapi kami mulai melihat pemulihan pada tahun 2024 dan pasar menyesuaikan kembali ekspektasi mereka," kata Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence, Asia Pasifik, JLL. 

Selain itu, sentimen terus dipengaruhi oleh ekonomi AS yang kuat meskipun suku bunga dasarnya tinggi, yang berarti penurunan suku bunga mungkin belum akan terjadi dalam waktu dekat. "Ke depannya, kami berharap aktivitas investasi akan terus menguat seiring repricing dalam perdagangan, dan investor menyesuaikan kembali portofolio dan strategi mereka dengan tingkat suku bunga saat ini," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×