Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendapatkan suntikan investasi sebesar US$ 650 juta dari perusahaan Korea Selatan (Korsel), Korea Southern Power Co.Ltd (KOSPO). Investasi tersebut bertujuan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Maung Banjar Negara, Jawa Tengah.
Proyek PLTA ini berada di bawah naungan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melibatkan PT Indonesia Power (IP) dan PT Nindya Karya (Persero).
Baca Juga: PLN Akan Memacu Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT)
Rencananya, pembangunan PLTA Maung akan memakan waktu selama kurang lebih empat tahun dengan nilai investasi sekitar Rp 10 triliun ini. Rencananya pembangunan bendungan oleh PT Nindya Karya akan memakan waktu kurang lebih 2 tahun yang dilanjutkan dengan pembangunan PLTA oleh PT Indonesia Power.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan proses kerja sama tersebut sudah dalam tahap penandatangan Memorandum of Understanding (MoU). Kata Bahlil untuk mendapatkan investasi dari KOSPO, pihaknya pada akhir tahun lalu menjemput bola investor hingga ke Korea Selatan.
“Semoga setelah MoU ini investasinya segera berjalan dan tidak mangkrak lagi. Jika menemui kendala dalam realisasi, segera lapor ke kami supaya bisa cepat direalisasikan bulan depan," kata Bahlil di kantor BKPM, Jumat (17/1).
Bahlil menyampaikan alasan pemerintah mendukung investasi di PLTA Maung karena pembangunan pembangkit listrik ini berbasis green energi, sehingga bisa mengirit penggunaan bahan bakar fosil. Dus harapannya bisa menyumbang sedikit penghematan belanja minyak dan gas (Migas) dan batubara.
Baca Juga: Soal pencabutan subsidi elpiji 3 Kg, Luhut: Tidak ada rencana merugikan masyarakat