Reporter: Raka Mahesa W |
JAKARTA. Investor asal Zhousan China yang akan menanamkan investasinya di Indonesia sudah datang sejak Sabtu (9/10) lalu. Selama sepuluh hari mereka mempelajari lokasi, termasuk soal listrik dan air yang mereka butuhkan.
“Baru proses penjajakan, mereka akan membuat blueprint dulu baru akan diajukan nanti setelah mereka selesai,” kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Martani Husaini kepada KONTAN, Senin (18/10).
Martani menjelaskan, investor tersebut tak mau menyebutkan besaran angka investasinya. Namun setidaknya mereka sudah mengajukan ijn untuk 30 kapal di tahun pertama untuk tangkapan ikan sebagai bahan baku industri pengolahan. Hingga tahun ketiga, mereka kan menambah 70 kapal lagi.
Ketua umum Masyarakat Perikanan Nusantara Shidiq Muslim menjelaskan, investor asal China ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Selain menambah devisa, juga terjadi pembukaan lapangan pekerjaan.
Hanya saja, ia punya sejumlah catatan untuk beberapa tempat yang akan dijadikan tempat berinvestasi. Misalnya, bila ingin membangun pabrik pengolahan ikan sarden di Banyuangi, Jawa Timur, investor akan kesulitan bahan baku ikan untuk sarden. “Pabrik sarden yang ada di Jawa Timur, yang ada saja selama ini masih impor ikan sarden untuk menutupi kekurangan bahan baku lokal,” kata Shidiq.
Catatan Shidiq lainnya, kesulitan juga akan ditemui bila investor membangun minapolitan di Timika untuk tepung ikan dan pengolahan bahan baku bakso, maupun di Sorong untuk menangkap tuna dan cakalang. Pasalnya, wilayah laut di kawasan ini seperti laut Arafura, Laut Banda, laut China selatan dan laut Jawa sudah terjadi over fishing.
Martani mengimbuhkan, sulitnya bahan baku untuk sarden ini sudah dibeberkan pada investor China, namun mereka tidak keberatan jika harus melakukan impor. Selain itu, masalah over fishing juga sudah diberitahukan ke China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News