kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

ISPA minta pemerintah turunkan royalti feronikel


Rabu, 21 September 2016 / 18:19 WIB
ISPA minta pemerintah turunkan royalti feronikel


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Indonesia Smelter and Mineral Processing Association (ISPA) meminta pemerintah menekan besaran royalti feronikel (FeNi) milik PT Antam (Persero) Tbk. Selama ini besarannya 4%. Itu guna menyelesaikan masalah bijih nikel kadar rendah milik Antam yang tidak bisa di eskpor maupun tidak terserap di dalam negeri.

Ketua ISPA, Raden Sukhyar mengatakan, bijih nikel Antam menumpuk lantaran adanya larangan ekspor mineral mentah sejak Januari 2014 silam. "Jadi pemerintah jangan hanya melarang tapi juga memberikan solusi terhadap bijih nikel tersebut," kata Sukhyar, Rabu (21/9).

Apalagi, dengan adanya wacana ekspor terbatas bagi bijih nikel, hal itu akan menimbulkan permasalahan baru. Karena, ekspor tersebut membuat investor meragukan komitmen pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri. "Ekspor ore merusak tatanan harga dunia. Smelter yang sudah berjalan bagus bisa terganggu," ujarnya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah yakni menekan besaran royalti FeNi yang diselama ini dipungut sebesar 4%. Menurutnya pungutan tersebut lebih tinggi dibandingkan pelaku nikel lainnya. "Perusahaan lain bayar 2%. Royalti Antam ini harus dikaji kembali," pungkasnya.

Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutioso sebelumnya mengatakan, produksi nikel setiap tahun sebanyak 2 juta ton bijih tertambang. Semenjak 2014 dari jumlah produksi itu maka sekitar 5 juta ton bijih kadar rendah tertambang yang belum dimanfaatkan. Smelter dalam negeri pun tidak menyerap bijih nikel tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×