kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ITDC resmikan fasilitas pendanaan dari AIIB selama 35 tahun


Senin, 21 Januari 2019 / 17:24 WIB
ITDC resmikan fasilitas pendanaan dari AIIB selama 35 tahun


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) secara resmi mengumumkan fasilitas pembiayaan yang diterima dari Asian Infrastructre Investment Bank (AIIB).

Abdulbar M. Mansoer, Direktur Utama ITDC menyebutkan menindaklanjuti negosiasi awal yang dilakukan pada 11 Oktober lalu, perusahaan telah resmi mendapatkan fasilitas pembiayaan dari AIIB. "Tepatnya tanggal 31 Desember kemarin kami menyelesaikan penandatanganan perjanjian fasilitas pembiayaan," ujarnya, Senin (21/1).

Adapun angka yang didapatkan ITDC tidak berubah sesuai perjanjian pinjaman awal pada September lalu yaitu sebesar US$ 248,4 juta atau setara Rp 3,6 triliun. Nantinya, dana tersebut disebutnya akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur dasar yang berada di the Mandalika.

Ia bilang untuk fasilitas pembiayaan yang diterima ITDC memiliki tenor selama 35 tahun dengan grace period pokok selama 10 tahun sejak tanggal tanda tangan perjanjian pinjaman. Adapun untuk tingkat suku bunga yaitu libor 6 ditambah 1,4% per tahun.

"Jadi dalam 5 tahun pertama tidak ada pembayaran bunga maupun principle, selanjutnya baru bayar principle sehingga baru setelah 10 tahun bayar dengan nilai yang agak tinggi," ujarnya.

Dengan didapatnya fasilitas pembiayaan tersebut, Abdulbar bilang bahwa hal tersebut merupakan capaian yang positif. Hal tersebut lantaran menjadi bukti bahwa pariwisata merupakan sektor yang bankable.

Selain itu, ia menyebutkan ini merupakan pertama kalinya AIIB masuk ke Indonesia secara langsung yang mana itu menjadi bukti Indonesia semakin dipercaya oleh perusahaan asing. Namun, asal tahu saja, Indonesia sendiri memiliki saham di AIIB sekitar 3,4%.

Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk Mandalika Urban & Tourism Infrastructure Project (MUTIP). Proyek tersebut mencakup pembangunan di antaranya pembangunan jalan dalam kawasan, penyediaan air bersih, sanitasi dan drainase, pengolahan air limbah dan limbah padat, distribusi listriK, dan juga fasilitas pengelolaan resiko bencana, serta berbagai fasilitas publik dan ruang publik terbuka.

Namun, menilik dokumen ringkasan proyek yang dikeluarkan AIIB akan ada dua komponen proyek yang dikerjakan yang mana kompenen pertama merupakan membangun infrastruktur dasar dan kedua yaitu bantuan teknis dan pengembangan kapasitas. Ini memberikan dukungan untuk manajemen proyek dan konstruksi, pengembangan kelembagaan, pelatihan, studi sektor dan manajemen tujuan.

Dari kedua komponen yang dikerjakan tersebut disebutkan bahwa periode implementasi proyek tersebut akan berlangsung dari 1 Maret 2019 hingga 31 Maret 2024. Masih berdasarkan dokumen ringkasan proyek yang dikeluarkan AIIB, biaya pembangunan infrastruktur di the Mandalika sebesar US$ 316,5 juta. Adapun dana tersebut 78,5% berasal dari AIIB sebesar US$ 248,4 juta dan 21,5% berasal dari pemerintah Indonesia/ITDC sebesar US$ 68,1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×