Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT J Resources Asia Pasific Tbk tidak akan meningkatkan produksi, meskipun harga emas dalam tren meningkat. Target produksi tahun ini tetap di 221.000 ons, alasannya agar tetap menjaga kelangsungan produksi perusahaan beberapa tahun ke depan. Saat ini harga emas sekitar US$ 1.300 per ons troi.
Edi Permadi, Direktur J Resource, mengatakan, kinerja penjualan terkoreksi karena produksi berkurang dibandingkan periode yang sama. Sebagai perbandingan, sembilan bulan tahun ini, emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) berkode PSAB itu membukukan penjualan sebesar US$ 179,01 juta dengan produksi mencapai 143.000 ons.
Nah, pada periode yang sama tahun lalu, PSAB mendapatkan penjualan sekitar US$ 230,23 juta dengan produksi 195.000 ons. Sehingga perusahaan memang masih menahan produksi.
Selain karena harga sudah cukup baik, saat ini juga sudah mulai memasuki musim penghujan. "Faktor yang mempengaruhi kinerja perseroan di kuartal ketiga adalah curah hujan cukup tinggi, yang sangat mempengaruhi mining operation dan proses produksi lain," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (4/11).
Peningkatan harga emas yang cukup signifikan menjadi alasan PSAB menahan produksi sekaligus menjaga profitabilitas perusahaan. Tak muluk-muluk, PSAB hanya akan menjaga laba di level yang sama dengan tahun lalu, sebesar US$ 31,27 juta.
Caranya, dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga emas yang dapat meminimalisir dampak penurunan produksi perseroan pada tahun ini. Artinya target mengejar pertumbuhan yang sama dengan tahun lalu masih realistis.
Selain itu, tidak ada strategi khusus memanfaatkan momentum peningkatan harga si kuning berkilau. "Perseroan hanya melakukan kegiatan produksi seperti biasa," lanjutnya. Saat ini PSAB tengah mengeksplorasi area tambang di Terenggun, Malaysia dengan dana US$ 10 juta dan proyek smelter di Pani, Gorontalo senilai US$ 50 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News