Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melebur tujuh BUMN Karya menjadi tiga. Peleburan pertama yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Nindya Karya (Persero), dengan PT Brantas Abipraya (Persero).
Penggabungan kedua PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Penggabungan ketiga adalah PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Penggabungan Hutama Karya dengan Waskita Karya akan menghasilkan perusahaan dengan aset jumbo. Kedua perusahaan ini memiliki aset terbesar jika dibandingkan dengan BUMN Karya lainnya. Hutama Karya memiliki total aset Rp 169,74 triliun pada akhir 2023. Sedangkan WSKT memiliki total aset Rp 95,6 triliun.
Tetapi dari kinerja keuangan, kedua BUMN ini justru bertolak belakang. Berdasarkan laporan keuangan, Hutama Karya mengantongi laba bersih Rp 1,83 triliun pada tahun 2023. Keuntungan ini berbalik dari kerugian bersih Rp 444,47 miliar di tahun sebelumnya.
Waskita Karya mencatat kerugian bersih Rp 3,77 triliun pada tahun lalu. Kerugian WSKT membengkak dari Rp 1,9 triliun di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Peluang Swasta dari Merger BUMN Karya
Dari sisi top line, pendapatan Hutama Karya naik 11,83% menjadi Rp 26,93 triliun dari tahun 2022 yang sebesar Rp 24,08 triliun. Sementara pendapatan Waskita Karya turun 28,43% menjadi Rp 10,95 triliun.
Margin laba bersih Hutama Karya mencapai 6,79%. Margin laba ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan empat emiten BUMN Karya yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memimpin kinerja emiten BUMN Karya dengan margin laba bersih hanya 1,07%.
Penyebab utama margin laba Hutama Karya yang tinggi ini terutama karena adanya keuntungan dari penjualan hak pengusahaan jalan tol yang mencapai Rp 3,64 triliun.
Dari sisi beban keuangan, Hutama Karya pun membayar beban yang lebih kecil ketimbang Waskita Karya. Beban keuangan Hutama Karya mencapai Rp 2,04 triliun tahun lalu. Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan beban keuangan Waskita yang mencapai Rp 4,42 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News