kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Menilik Upaya Vale Indonesia (INCO) Investasi Lingkungan Demi Bisnis Berkelanjutan


Kamis, 28 Desember 2023 / 05:00 WIB
Menilik Upaya Vale Indonesia (INCO) Investasi Lingkungan Demi Bisnis Berkelanjutan
ILUSTRASI. Menilik Upaya Vale Indonesia (INCO) Investasi Lingkungan Demi Bisnis Berkelanjutan


Reporter: Adi Wikanto, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Banyak yang takjub dengan keindahan dan keasrian Taman Kehati Sawerigading Wallacea di Sorowako, Sulawesi Selatan. Kawasan yang dahulunya adalah lahan pertambangan, kini telah berubah menjadi taman yang sejuk dengan berbagai vegetasi dan fauna yang tumbuh dan berkembang dengan nyaman.

Ya, taman dengan area kelola 15 Ha dan area pengembangan 60 Ha ini memiliki Arboretum dengan koleksi 74 jenis pepohonan lokal dan endemik. Arboretum adalah suatu tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian.

Taman ini juga terintegrasi dengan fasilitas pusat persemaian (nursery) berkapasitas 750.000 bibit per tahun. Selain itu, puluhan rusa hidup damai di kawasan ini, yang sebagian diantaranya telah dilepasliarkan.

Walhasil, taman hasil pengembangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ini tak hanya sebagai tujuan wisata. Banyak ibu-ibu PKK maupun kelompok tani yang studi banding ke kawasan ini untuk belajar tentang berkebun. Seperti yang baru terjadi 1 Desember 2023, Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Balantang, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan berkunjung ke Taman Kehati Sawerigading Wallacea.

Selama kegiatan, para Kelompok Wanita Tani diajak berkeliling di Taman Kehati Sawerigading untuk melihat tanaman-tanaman yang tumbuh. Mereka juga mendapat pelajar mulai dari cara membibit, menanam, serta cara memupuk tanaman.

Baca Juga: Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) Diharapkan Berfokus pada Energi Bersih

Tak heran, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengapresiasi usaha manajemen perusahaan yang dahulu bernama PT International Nickel Indonesia (INCO)  membangun fasilitas terintegrasi di Taman Kehati Sawerigading ini. Bahkan Jokowi meminta agar perusahaan lain mencontoh upaya yang sudah dilakukan Vale hingga saat ini.

“Saya segera perintahkan kepada seluruh perusahaan tambang di Indonesia men-copy, meniru yang dilakukan Vale Indonesia,” ujar Jokowi saat konferensi pers dalam peresmian Taman Kehati Sawerigading Wallacea, Sorowako, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023).

Taman Kehati adalah salah satu bentuk keseriusan investasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) yang telah dijalankan perusahaan yang kini telah beroperasi di Indonesia sekitar 55 tahun. Seiring program hilirisasi nikel di Indonesia, perusahaan tambang mendapat amanat agar bertanggung jawab menjaga lingkungan di wilayah konsesinya selama masa operasi hingga pasca-tambang. Salah satu aspek yang dapat menakar keseriusan pelaku usaha melalui realisasi investasi kelesterarian lingkungan.

Dalam riset Kontan.co.id pada sejumlah Laporan Berkelanjutan 2022, emiten nikel Vale Indonesia memimpin realisasi investasi lingkungan yakni senilai US$ 16 juta atau setara Rp 246,4 miliar (asumsi kurs Rp 15.400 per dollar Amerika Serikat). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya realisasi investasi proyek lingkungan INCO mengalami penurunan di mana pada 2021 senilai US$ 30,9 juta atau Rp 462 miliar. Meski demikian, jika dibandingkan dengan emiten nikel lainnya, alokasi dana lingkungan INCO tetap yang paling tinggi (lihat grafik).

Direktur Strategic Permit Vale Indonesia, Budiawansyah menjelaskan, pihaknya memprioritaskan pelestarian lingkungan karena INCO beroperasi di Indonesia bukan hanya menambang, tetapi juga memenuhi prinsip keberlanjutan.

“Komitmen ini sudah ditegaskan dalam Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab kemarin. Ada sebanyak 118.000 hektare lahan konsesi tambang Vale di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Namun cuma 48% yang kami tambang. Selebihnya kita jaga menjadi area konservasi, sehingga tetap lestari," ujarnya Rabu (20/12).

Di sepanjang tahun 2023 ini INCO menyiapkan anggaran belanja modal senilai US$ 580 juta atau setara Rp 8,43 triliun. Sampai September 2023 Vale telah merealisasikan US$ 182,7 juta yang dialokasikan untuk keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis.

Budiawansyah menuturkan, INCO memiliki prinsip untuk mengganti lahan bukaan tambang dengan aksi rehabilitasi yang luasnya bisa sampai tiga kali lipat. "Artinya, kalau kita menambang lahan yang sudah direklamasi  10 hektare, maka kami ganti (rehabilitasi) 30 hektare," tuturnya.

Selain mengembangkan Taman Kehati, INCO juga merehabilitasi lahan daerah alisan sungai (DAS) di Lappa Laona, Kabupaten Barru, seluas 250 hektare dengan tanaman pohon pinus. Itu adalah bagian dari total 10.000 hektare lahan DAS di luar area konsesi tambang Vale Indonesia tahap pertama dengan nilai anggaran Rp 200 miliar.

Di Sulawesi Selatan, rehabilitasi DAS sebanyak 10.000 hektare dilakukan di 13 kabupaten, yaitu Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Soppeng, Bone, Barru, Maros, Gowa, Takalar, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Luwu.

Lahan tersebut sedang melewati proses penyerahan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang saat ini prosesnya sudah tahap P2 atau pemeliharahan akhir dan serah terima penilaian keberhasilan. Saat ini Vale Indonesia sedang melanjutkan ke tahap kedua. Prosesnya sudah masuk pada penetapan wilayah, dengan total luas lahan 4.230 hektare.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif menilai tanggung jawab perusahaan nikel untuk pasca-tambang adalah persyaratan yang wajib dilakukan.  

“Kewajiban ini sudah tertuang di studi kelayakan baik untuk reklamasi dan pemanfaatan wilayah pasca-tambang. Banyak perusahaan yang sudah berhasil,” ujarnya ditemui di Gedung Kompas Selasa (3/10).

Dia menyatakan salah satu perusahaan yang dapat dijadikan patokan keberhasilan dalam pelaksanaan tanggung jawab pasca-tambang ialah Vale Indonesia dan sejumlah perusahaan tambang menengah ke atas lainnya yang tidak diperinci nama perusahannya.

Kementerian ESDM menegaskan perusahaan tambang pelat merah sudah serius merealisasikan aspek ESG saat ini dan ke depannya. Presiden Jokowi menyampaikan, praktik pertambangan yang baik ini bisa diterapkan oleh perusahaan lain dalam bentuk peraturan dengan mempersiapkan aturan mainnya, terkhusus rehabilitasi dan reklamasi.

“Semua perusahaan tambang melakukan reklamasi dengan standar-standar internasional dan lingkungan yang  baik. Saya kira ini tidak sulit. Ini hanya mau atau tidak mau. Dan akan saya paksa untuk mau dengan peraturan. Dan tidak mahal,” tegas Jokowi.

Presiden menegaskan, bagi perusahaan yang menerapkan pertambangan yang tidak baik, perlu dikoreksi dan semua akan dievaluasi. Jokowi melihat bahwa saat ini kelemahan Indonesia di manajemen kontrol lapangan.

“Ini yang mau kita perkuat sehingga semua harus melakukan. ini bukan hal yang sulit setelah saya melihatnya di lapangan,” ujarnya.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli menilai INCO merupakan perusahaan yang menjalankan operasi penambangannya dengan standar tinggi termasuk dalam penerapan good mining practice (GMP) dan ESG.

Apalagi, lanjut Rizal, Vale saat ini salah satu perusahaan yang beroperasi dengan tingkat emisi karbon yang sangat rendah. Mereka diuntungkan dengan adanya danau-danau di sekitar wilayah operasionalnya, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit yang menunjang pasokan listrik hijau untuk operasional di Sorowako.

Saat ini INCO mengoperasikan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yakni PLTA Larona 165 MW, PLTA Balambano 110 MW, dan PLTA Karebbe 90 MW. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×