kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Jalan tol kembali ramai, pendapatan Astra Infra tumbuh 8% di kuartal I-2021


Senin, 03 Mei 2021 / 16:51 WIB
Jalan tol kembali ramai, pendapatan Astra Infra tumbuh 8% di kuartal I-2021
ILUSTRASI. Tol Cipali, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat yang merupakan milik Astra Infra


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mobilitas masyarakat yang mulai meningkat turut mendongkrak kinerja perusahaan pengelola jalan tol. Astra Infra Grup misalnya, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan 8% pada kuartal I-2021.

CEO Group Astra Infra Djap Tet Fa mengungkapkan, setelah terkoreksi akibat pandemi Covid-19 di tahun lalu, kinerja Astra Infra mulai bertumbuh pada awal tahun ini. 

Anak Usaha dari PT Astra International Tbk (ASII) ini, mencatatkan kenaikan pendapatan dari konsesi jalan tol sebanyak  8% pada kuartal pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. 

Pertumbuhan pendapatan tersebut sudah termasuk kontribusi dari jalan tol Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7 kilometer (km) yang baru diakuisisi Astra Infra pada November 2020 lalu. 

Sayangnya, Djap Tet Fa tidak membuka nilai pendapatan Astra Infra pada kuartal pertama lalu. Begitu juga dengan target pendapatan sepanjang tahun ini.

"Kami mengalami kondisi yang cukup terkoreksi pada tahun lalu. Tahun ini sampai kuartal pertama kami mencatatkan pertumbuhan di mana revenue naik 8% termasuk dari tol yang diakuisisi November 2020. Untuk tahun ini, Astra Infra berkeyakinan trafik akan lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata dia dalam media gathering virtual yang digelar Senin (3/5).

Hingga bulan April lalu, Djap Tet Fa bilang bahwa pihaknya terus melakukan sejumlah pengerjaan proyek, seperti pengembangan akses ke jalan tol Bandara Kertajati yang akan terhubung dengan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), pelebaran dan peningkatan kapasitas jembatan Ciujung di jalan tol Tangerang-Merak, serta melanjutkan inovasi di rest area.

Setelah mengusung konsep rest area-wisata pada Resta Pendopo 456 A dan B di Tol Trans Jawa, Astra Infra melanjutkan konsep serupa dengan melakukan rejuvenate rest area KM 130 yang dikelola oleh Astra Tol Cipali.

Baca Juga: Simak strategi Astra International (ASII) memperkuat ekosistem digital

 

Adapun, Astra Infra memiliki dua grup bisnis yakni tol dan non-tol. Astra Tol Nusantara memiliki tujuh ruas jalan tol yang merupakan kombinasi jalan tol berjenis konektivitas dan aglomerasi. Ketujuh ruas tersebut adalah Tol Tangerang-Merak, Tol Cikopo-Palimanan, Tol Jombang-Mojokerto, Tol Surabaya- Mojokerto, Tol Semarang-Solo, Tol Kuncirang-Serpong, dan Tol Kebon Jeruk-Ulujami (Tol JORR I W2N). 

Meski tak merinci, tapi Djap Tet Fa mengungkapkan bahwa kontribusi terbesar terhadap pendapatan Astra Infra masih disumbangkan oleh Tol Tangerang - Merak yang dikelola oleh PT Marga Mandalasakti (MMS) dengan kepemilikan Astra Tol Nusantara sebanyak 79,3%.

"Jalan tol yang beroperasi penuh dan cukup lama, masih jadi kontributor utama, yaitu di MMS. Kami sudah masuk selama 16 tahun, dan traffic di MMS juga cukup signifikan sekitar 150.000 sehari," sebutnya.

Selain itu, ada juga lini bisnis Astra Infra Solutions dalam hal layanan operasi dan pemeliharaan (maintenance) baik untuk tol yang langsung dimiliki Astra Infra, tol Astra Infra dan mitra, maupun tol dari pihak lainnya. Terbaru, Astra Infra Solutions mengempit kontrak layanan operasi dan maintenance untuk Tol Serang-Panimbang Seksi 1.

Dalam hal pendapatan dari bisnis jalan tol, Djap Tet Fa mengungkapkan bahwa mayoritas pendapatan masih disumbangkan oleh bisnis lalu lintas (traffic) dengan porsi 95%98%. Sedangkan non-traffic masih berkontribusi antara 3%-5%.

"Pendapatan dari non-traffic seperti pemasangan iklan, penyewaan fiber optic atau dari rest area masih tidak besar, karena itu fasilitas penunjang. Sumber utara dari traffic," jelasnya.

Namun, CEO Toll Business Road Group Astra Infra, Kris Ade Sudiyono bilang, pihaknya sedang menggarap pendapatan dari non-traffic dengan konsep business value creation. Dengan begitu, sumber daya, kompetensi dan aset-aset yang semula tidak produktif akan bisa memberi kontribusi pendapatan bagi Astra Infra.

"Ini baru diinisiasi, mudah-mudahan inisiasi business value creation ini akan berbuah di periode-periode mendatang," pungkas Kris.

Selanjutnya: Terbitkan obligasi global, saham Pakuwon Jati (PWON) direkomendasikan beli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×