kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jalin Alfamidi, Lawson tantang 7-eleven


Jumat, 24 Juni 2011 / 10:18 WIB
Jalin Alfamidi, Lawson tantang 7-eleven
ILUSTRASI. Petugas membersihkan dinding di dekat pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini yaitu pada level 4.891.46 at


Reporter: Yudo Widiyanto, Gloria Haraito | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Persaingan bisnis convenience store kian ketat. Pemain utama di bisnis ini, 7-Eleven, akan mendapat pesaing baru. Selain FamilyMart yang kabarnya segera dibawa Wings Group, jaringan ritel asal Jepang, Lawson Inc, segera merangsek pasar ritel Indonesia dengan konsep mirip 7-Eleven.

Adalah PT Midi Utama Indonesia Tbk, pengelola Alfamidi, yang akan membawa bendera peritel nomor dua terbesar di Jepang itu, setelah 7-Eleven. Midi Utama memasang target akan membangun 50 toko yang tersebar di lima kota besar Indonesia hingga tahun 2012. Midi Utama telah mengajukan izin restoran kepada Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan.

Djoko Susanto, Presiden Komisaris Midi Utama, mengungkapkan, perusahaannya telah meneken perjanjian master license agreement (MLA) pada 20 Juni 2011 dengan Lawson Inc Jepang. Skema kerjasamanya adalah profit sharing. "Berapa besarnya, masih kami rundingkan," elak Djoko kepada KONTAN, Kamis (23/6).

Yang jelas, Midi Utama mendapatkan hak sebagai master franchise Lawson di Indonesia. Midi Utama bisa menunjuk pihak ketiga untuk menjadi pemodal dalam pengembangan toko Lawson. "Jadi ada kesempatan masyarakat untuk menjadi terwaralaba," kata Djoko yang optimistis Lawson akan kebanjiran pembeli.

Dalam hitungan Djoko, biaya investasi satu toko Lawson membutuhkan dana Rp 2 miliar. Investasi ini lebih mahal dibandingkan dengan investasi toko Alfamidi yang rata-rata membutuhkan Rp 500 juta-Rp 600 juta per gerai.

Dengan target pasar anak-anak muda, Lawson akan menjual berbagai barang konsumsi, makanan ringan, makanan cepat saji, dan minuman. Ini persis dengan konsep 7-Eleven yang menjadi pionir dalam bisnis ini.

Neneng Sri Mulyati, Kepala Humas PT Modern Indonesia Tbk, pemilik lisensi 7-Eleven, tak gentar dengan hadirnya sejumlah pemain baru. "Strategi kami tetap yakni konsisten memenuhi permintaan konsumen," ujarnya.

Kini, 7 Eleven sudah memiliki 34 gerai. Hingga akhir tahun, sekitar 50 gerai akan menyesaki pasar convenience store di kota-kota besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×