kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jangan lengah dengan harga minyak yang murah, begini alasannya


Rabu, 10 Juni 2020 / 16:33 WIB
Jangan lengah dengan harga minyak yang murah, begini alasannya
ILUSTRASI. Foto udara kawasan Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (24/1/2020). PT Pertamina (Persero) resmi menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Abu Dhabi, ADNOC terkait pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan. A


Reporter: Dimas Andi, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sandy Baskoro

Tahun ini, sudah ada program B30 atau pencampuran 30% minyak sawit dengan produk solar. "Program minyak nabati bukan hanya soal potensi. Konsistensi pengembangannya juga diperlukan oleh pemerintah," ujar dia.

Pengembangan B30 tetap harus digenjot meski ikut terganggu pagebluk Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah harus memikirkan secara matang program strategis dan intervensi dalam pengembangan EBT pasca Covid-19.

Menjaga ekosistem

Sementara itu, untuk mendukung kehadiran energi alternatif di dalam negeri, PT Pertamina berencana mengembangkan ekosistem energi yang berbasis fosil dan EBT secara seimbang. Pengembangan energi alternatif itu bahkan sudah tertuang dalam peta jalan (roadmap) jangka panjang perusahaan migas pelat merah ini.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman menyampaikan, sejalan dengan proyek migas dari hulu hingga hilir, Pertamina juga fokus mengembangkan proyek berbasis energi hijau.

Baca Juga: DEN: Program kilang Pertamina penting untuk ketahanan energi dan ketergantungan impor

Selain untuk keberlanjutan, proyek ini strategis bagi optimalisasi nilai aset dan berlimpahnya sumber daya di Indonesia. "Pertamina harus mempertimbangkan berbagai aspek, di antaranya memaksimalkan value aset dan resources yang berlimpah di Indonesia sambil terus mengoptimalkan upaya green transformation," kata dia.

Pertamina masih menjalankan proyek untuk menghasilkan BBM yang lebih ramah lingkungan. Seperti pengembangan bahan bakar hijau (green diesel) di Cilacap dan green refinery di Plaju. "Pertamina berkomitmen memanfaatkan biodiesel sesuai arahan pemerintah untuk penerapan B30," kata Fajriyah.

Salah satu target dalam pengembangan kilang adalah perubahan spesifikasi BBM yang lebih berkualitas, yakni dari standar Euro 2 menjadi Euro 5. Adapun yang sudah terealisasi adalah Proyek Langit Biru Cilacap yang mampu menghasilkan produk BBM dengan standar Euro 4.

Baca Juga: Oil falls towards $40 as U.S. inventory rise revives glut worries

Program energi berkelanjutan ini, imbuh Fajriyah, diproyeksikan dapat menurunkan tingkat emisi secara signifikan. "Program perubahan spesifikasi itu bersama biofuel blending serta pengembangan baterai dan solar PV berpotensi menurunkan emisi sampai 27%," ungkap dia.

Akhirnya, semua pihak perlu mendukung dan mendorong masyarakat agar dapat beralih menggunakan energi yang ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×