kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jasa call center kian menjanjikan


Senin, 28 November 2011 / 08:41 WIB
Jasa call center kian menjanjikan
ILUSTRASI. Pecahkan rekor! Lebih dari 1 milyar panggilan WhatsApp terjadi saat malam tahun baru


Reporter: Yudo Widiyanto, Arif Wicaksono |

JAKARTA. Kebutuhan perusahaan untuk berhubungan langsung dengan pelanggan melalui jasa layanan pelanggan semakin besar. Kebutuhan ini menumbuhkan bisnis perusahaan penyedia jasa contact center atau call center. Tak heran, perusahaan penyedia jasa call center seperti PT Infomedia Nusantara dan PT Valdo Internasional makin giat berekspansi.

Andi Anugrah, Ketua Indonesia Contact Center Association (ICCA), mengungkapkan, permintaan jasa contact center membanjir tahun ini. Alhasil, ia memprediksi omzet dan pendapatan call center tahun 2011 bisa mencapai
Rp 400 miliar. "Itu berarti, omzet bisnis contact center bisa naik hingga 20% dari tahun lalu," ujar Andi kepada KONTAN, Minggu (27/11).

Dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 280 juta orang, pekerja call center di Indonesia baru mencapai 100.000 orang. Artinya, ceruk pasar masih lebar bagi pelaku di bidang ini.

Menurut Andi, bisnis call center mekar karena semakin banyak perusahaan perbankan, asuransi, dan ritel di Indonesia membutuhkan layanan ini. "Perusahaan tersebut ingin meningkatkan service ke pelanggan melalui call center. Ini peluang," tuturnya.

Kebutuhan call center juga mulai merambat ke perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PLN. Pada 2010, PLN baru mempekerjakan 100 pekerja outsourcing untuk call center. Akhir November 2011 lalu, tenaga call center PLN sudah mencapai 700 pekerja. PLN menyewa dari beberapa perusahaan penyedia jasa call center.

Andi optimistis, bisnis ini masih tetap cerah tahun depan. Prediksinya, pada tahun 2012, bisnis call center juga akan meningkat 20%. Pertumbuhan ini seiring maraknya ekspansi perusahaan nasional, juga perusahaan asing yang masuk.

UKM bisa jadi klien

Rezeki bisnis call center direguk PT Infomedia Nusantara. Saat ini, Infomedia memiliki 70 klien wholesale berupa klien korporasi yang terbagi dua kelompok besar, yakni perbankan atau lembaga keuangan, serta lembaga non bank. Beberapa kliennya antara lain maskapai Citilink, restoran Kentucky Fried Chicken, McDonald, dan Busan Auto Finance. "Kami menargetkan hingga akhir tahun 2011 bisa menembus 100 klien," ungkap Muhammad Awaluddin, CEO Infomedia, Minggu (27/11).

Hingga triwulan III 2011 anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ini meraup pendapatan Rp 771 miliar. Angka itu melesat 24,5% dibandingkan setahun lalu yang sebesar Rp 619 miliar.

Kini, 65% pendapatan Infomedia berasal dari call center. Sementara, 35% sisanya berasal dari bisnis direktori atau buku panduan alamat dan nomor telepon pelanggan Telkom alias Yellow Pages

Infomedia optimistis bisa mengantongi omzet Rp 1 triliun sampai akhir tahun 2011 alias menanjak 15% dibandingkan pendapatannya di tahun 2010 yang sebesar Rp 869 miliar.

Sebagai strategi baru memanfaatkan peluang jasa call center yang pemainnya terbatas, Infomedia tengah menyiapkan layanan call center untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Targetnya adalah menggaet 200 UKM.

Pemain lainnya, PT Valdo Internasional juga menggarap bisnis ini dengan optimistis.Valdo menyediakan 3.000 karyawan kontrak melalui 12 cabangnya di Indonesia. Perusahaan menawarkan kontrak kerjasama dengan skema 15 orang karyawan atau sistem sesi. Tarif per sesi Rp 1,5 juta-Rp 10 juta per bulan.

Valdo mengembangkan usahanya dengan cara memprioritaskan klien dari perusahaan skala besar. "Kami juga berencana ekspansi, khususnya ke negara ASEAN," tukas Reza V. Maspaitella, Presiden Direktur Valdo.

Upah minimum

Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jakarta dan wilayah lain membawa angin segar bagi pegawai call center. Mereka berharap, gajinya ikut meningkat seiring kenaikan UMP tersebut. Wajar saja, selama ini, gaji karyawan call center di Indonesia paling rendah dibandingkan negara lain.

Andi Anugrah, Ketua Asosiasi Contact Center Indonesia (ACCI), bilang, rata-rata gaji pegawai call center di Indonesia hanya Rp 1,8 juta-Rp 2,5 juta per bulan. Padahal, pegawai call center minimal berijazah
Diploma 3.

Perbedaan gaji itu bergantung pada kondisi perusahaan tempat karyawan bekerja. Semakin bonafide perusahaan itu, gaji karyawan call center juga semakin besar. "Gaji kami masih kecil, oleh karena itu dengan kenaikan UMP 2010 sekitar 8%-10%, kami berharap gaji para petugas call center juga naik," ujar Andi, kemarin.

Artinya, dengan kenaikan itu, gaji pegawai call center harus meningkat sekitar
Rp 250.000 per bulan. "Semoga saja hal itu terpenuhi," tandas Andi.

Apalagi, selama ini, gaji pegawai call center di Indonesia terkenal paling rendah dibandingkan dengan negara lain. Misalnya, di Singapura dan Malaysia, gaji petugas call center bisa mencapai Rp 5 juta per bulan, serta di Hong Kong antara Rp 13 juta -
Rp 15 juta. "Perusahaan di negara lain memandang pegawai call center penting, berbeda dengan di Indonesia," keluh Andi. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×