Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Mitra Energi Persada Tbk semakin yakin, pendapatan dan laba usaha tahun ini masing-masing bisa tumbuh 20% dan 10%. Optimisme itu muncul, setelah sejak akhir tahun lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui alokasi penyaluran gas untuk mereka sebesar 5 mmcfd selama 10 tahun ke depan. Volume itu meningkat 35,14% ketimbang tahun 2016.
Peningkatan volume gas tak ayal membikin tingkat keterpakaian atau utilitas pipa gas bakal naik. Kapasitas penyaluran pipa gas Mitra Energi saat ini 10 mmcfd.
Menurut pengalaman Mitra Energi, persetujuan alokasi gas untuk tahun ini termasuk lebih awal. Dengan begitu, perusahaan ini bisa menyusun rencana pengembangan jauh-jauh hari. "Kalau mepet diberikan, itu biasanya ada iddle, jadi kami sangat berterima kasih kepada ESDM," ujar Ivo Wongkaren, Direktur Utama PT Mitra Energi Persada Tbk, Rabu (3/5).
Karena mengantongi persetujuan penyaluran gas lebih banyak, Mitra Energi bakal bisa leluasa memburu klien bisnis. Perusahaan berkode saham KOPI di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengincar pelanggan yang sudah ada maupun mitra baru.
Tanpa menyebutkan identitas detail, Mitra Energi bilang tengah menjajaki dua hingga tiga calon klien bisnis baru di Sumatra Selatan. Calon klien itu tersebut berasal dari sektor perkebunan.
Manajemen Mitra Energi bilang, memang banyak perusahaan perkebunan di Sumatra Selatan yang meminati penyaluran gas. Penyebabnya, provinsi itu dekat dengan sumber gas. Namun ke depan mereka ingin menjamah wilayah dan sektor lain. "Kami ingin berkembang ke industri lainnya seperti industri keramik," harap Ivo.
Sampai kuartal I 2017, Mitra Energi sudah menggaet delapan pelanggan. Mayoritas berlatar belakang perusahaan kertas dan bubur (pulp and paper) serta karet remah (crumb rubber).
Untuk mendukung agenda penambahan klien bisnis, Mitra Energi akan membangun pipa gas sepanjang 5 kilometer (km) dan fasilitas penunjang. Pembangunan menyesuaikan lokasi keberadaan pelanggan.
Penambahan panjang pipa tersebut melengkapi 25 km pipa gas yang sudah terbangun. Adapun biaya pembangunan pipa gas mencuil dana belanja modal tahun ini sebesar US$ 13 juta.
Sembari memperkuat bisnis penyaluran gas, Mitra Energi mematangkan rencana masuk bisnis compressed natural gas (CNG) dan logistik. Jadi, perusahaan itu bakal menyalurkan gas menggunakan truk tangki atau tanpa jaringan pipa. Ekspansi CNG menelan anggaran berkisar antara US$ 5 juta-US$ 7 juta.
Target realisasi bisnis CNG di Sumatera Selatan pada tahun ini juga. "Dengan program pemerintah yakni jalan tol yang akhir tahun ini atau Lebaran dibuka, kami optimistis CNG itu akan sangat baik karena akan diangkut dengan kendaraan," ungkap Ivo.
Hingga kuartal I-2017, pendapatan Mitra Energi naik 27,74% menjadi Rp 59,31 miliar. Pemicu kenaikan itu adalah perbaikan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News