Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penjualan 16,8 juta ton semen selama periode Januari-Agustus 2017. Volume penjualan tersebut 3,7% lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian penjualan semen tersebut tentu menggembirakan bagi Semen Indonesia. Apalagi, sejak awal mereka sudah memprediksi bakal ada kenaikan penjualan.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, bilang, pertumbuhan penjualan dari area Jawa menjadi faktor signifikan pengerek kinerja Januari-Agustus 2017. Pasalnya, Jawa adalah pasar terbesar Semen Indonesia. "Sebanyak 56% konsumsi nasional masih diserap di Jawa," terang Pupung, sapaan Agung Wiharto kepada KONTAN, Minggu, (17/9).
Mesin penjualan Semen Indonesia di area pemasaran Jawa adalah PT Semen Gresik. Dari Januari-Agustus 2017, anak perusahaan tersebut mencetak pertumbuhan volume penjualan sebesar 9,5% menjadi 9,61 juta ton semen.
Sementara catatan penjualan anak perusahaan Semen Indonesia yang lain, yakni PT Semen Padang tercatat stagnan pada volume 3,9 juta ton semen. Kalau volume penjualan PT Semen Tonasa justru merosot 8,82% menjadi 3,1 juta ton semen.
Selain pasar lokal, Semen Indonesia juga menjajakan semen di pasar mancanegara. Pertumbuhan penjualan ekspor semen pada periode Januari-Agustus sejatinya naik hingga lebih dari 100%. Namun volume penjualan ekspor semen tidak berkontribusi signifikan terhadap total volume penjualan.
Informasi saja, Semen Indonesia mencatatkan volume penjualan ekspor semen hingga Agustus 2017 sekitar 1,26 juta ton semen. Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan berkode saham SMGR di Bursa Efek Indonesia itu mencetak penjualan ekspor 360.000 ton semen.
Raihan penjualan ekspor semen Januari-Agustus tak mengagetkan Semen Indonesia. Sejak awal, perusahaan pelat merah tersebut juga sudah mencanangkan target ekspor 1 juta-2 juta ton semen sepanjang tahun ini.
Meskipun penjualan semen masih tumbuh, persaingan bisnis yang ketat masih menjadi tantangan Semen Indonesia. Maklum, pasokan semen yang berlimpah tak sebanding penyerapan pasar.
Dalam kondisi seperti itu, banderol harga semen murah bahkan tak bisa menjadi solusi. "Kalau kami menurunkan harga sampai gratispun, jika orang enggak mau beli tetap tidak bisa dinaikkan konsumsinya," tutur Pupung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News