Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) melihat peluang untuk mengerek pendapatan pra penjualan alias marketing sales di tahun ini. Meski masih diliputi pandemi Covid-19, insentif dari pemerintah di sektor properti turut menjadi katalis positif untuk mendongkrak kinerja perusahaan.
Direktur Jaya Real Property Djuniardi Christanto mengatakan, tahun 2021 sejatinya masih menjadi tahun yang menantang bagi sektor bisnis secara keseluruhan. Kendati begitu, JRPT optimistis bisa meningkatkan raihan marketing sales di kisaran 5%-10% dibandingkan realisasi tahun lalu.
"Dari berbagai segmen kami yang Bintaro, non-Bintaro, dan segmen apartemen, sejauh ini bagus. Segmen yang lebih murah diuntungkan dengan faktor pajak (adanya insentif PPN). Terlepas dari itu, animo masyarakat terhadap pembelian perumahan masih bagus," kata dia dalam public expose yang digelar Senin (21/6).
Sebagai gambaran, marketing sales JRPT di 2020 mencapai Rp 1,62 triliun. Angka itu turun 21,3% dibandingkan realisasi pra penjualan tahun 2019 yang sebesar Rp 2,06 triliun.
Baca Juga: Jaya Real Property (JRPT) menyiapkan Rp 140 miliar untuk membangun Oceanarium
Jika dirinci, marketing sales JRPT di tahun lalu masih didominasi penjualan dari segmen landed Bintaro dengan porsi 52%. Disusul oleh landed non-Bintaro dengan 32% dan segmen kondominium dengan 17%.
Pada tahun ini, komposisi marketing sales JRPT diproyeksi tidak banyak bergeser. "Kurang lebih gambarannya masih sama. Masih landed Bintaro 50%-52%. Kalau ada pergerakan tidak terlalu signifikan," sambung Djuniardi.
Hingga periode Maret 2021, marketing sales yang diraih JRPT sebesar Rp 462 miliar, masih lebih rendah 4% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu.
Penjualan dari segmen Bintaro Jaya berkontribusi 50% dengan nilai sebesar Rp 231 miliar. Sedangkan dari segmen non-Bintaro menyumbang Rp 153 miliar (33%), yang terdiri dari proyek Puri Jaya (Grand Batavia) sebesar Rp 68 miliar, Jaya Imperial Parik Rp 49 miliar dan Serpong Jaya sebesar Rp 36 miliar.
Sementara itu, segmen kondomunium menyumbang Rp 78 miliar (17%) terdiri dari Bintaro Plaza Residence (Rp 38 miliar), The Accent (Rp 5 miliar), Silktown (Rp 9 miliar) dan Emerald (Rp 25 miliar).
Asal tahu saja, program insentif PPN ditanggung pemerintah untuk penjualan siap huni (ready stock) berkontribusi sekitar 40% untuk penjualan di bulan Maret, dan sekitar 15% untuk total penjualan JRPT di Q1-2021.
Meski belum menyampaikan raihan marketing sales JRPT hingga semester pertama ini, namun Djuniardi mengklaim bahwa realisasinya masih sesuai target. "Dari sisi marketing sales on track. Walaupun keadaan penjualan memang nggak gampang, tapi kami yakin tetap on target," ungkapnya.
Mengenai alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex), Djuniardi pun belum bisa menyampaikan besarannya. Yang pasti, capex tahun ini masih akan difokuskan untuk pengembangan Bintaro Jaya Xchange tahap 2.
"Dari tahun lalu maupun tahun ini masih sangat susah bicara angka, sebagai perusahaan kami berhati-hati (untuk mengalokasikan capex)," ujar Djuniardi.
Baca Juga: Jaya Real Property (JRPT) akan buyback 173,90 juta saham
Selain bergerak di segmen landed Bintaro, non-Bintaro dan kondominium, JRPT juga berinvestasi pada sejumlah proyek. Seperti di proyek 6 ruas jalan tol pada PT Jakarta Tollroad Development dengan kepemilikan saham 28,85% dan RSPI Bintaro dengan kepemilikan saham 40%.
Di sisi lain, JRPT juga sudah mengantongi persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menjalankan aksi korporasi buyback saham. JRPT akan membeli kembali sebanyak-banyaknya 173,90 juta saham yang setara dengan 1,28% modal disetor. Dana yang disiapkan sebesar Rp 100 miliar.
Selanjutnya: Inilah aturan lengkap PPKM mikro mulai berlaku 22 Juni sampai 5 Juli 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News