kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Jelang Lebaran, harga pangan bisa melonjak lagi


Jumat, 29 April 2016 / 11:44 WIB
Jelang Lebaran, harga pangan bisa melonjak lagi


Reporter: Adisti Dini Indreswari, Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta kepada jajaran kabinetnya untuk menjaga harga pangan agar tidak naik saat memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Salah satu permintaanya: agar harga daging sapi bisa turun ke level Rp 80.000 per kilogram (kg) dari harga saat ini Rp 110.000 kg. Selain itu, harga beras diupayakan untuk tetap terkendali.

Hanya saja, harapan itu sepertinya tidak mudah, Sebab, persoalan harga komoditas ini sangat ditentukan oleh ketersediaan pasokan tiap komoditas dalam satu bulan ke depan. 

Sejumlah asosiasi dan pedagang komoditas pangan memperkirakan pergerakan harga akan berbeda-beda dan sulit jika berharap harga akan stabil atau turun dalam dua bulan ke depan.

Beras

Problem pasokan terjadi pada komoditas beras. Meski bulan Juni mendatang yang bertepatan dengan awal puasa masih masuk masa panen di sejumlah daerah, tapi hal ini tidak menjamin harga akan stabil.

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur Zulkifli Rasyid mengatakan, harga beras berpotensi naik menjelang puasa dan lebaran. "Besaran kenaikan harga beras maksimal mencapai Rp 500 per kg," ujarnya, Kamis (28/4).

Menurutnya, harga beras di PIBC yang saat ini sebesar Rp 8.200 per kg untuk beras medium dan Rp 9.500 per kg untuk beras premium tidak bisa dijadikan acuan. Sebab, saat ini panen raya masih berlangsung dan pasokan masih melimpah.

Berdasarkan pantauannya, tiap tahun, harga beras sering merangkak naik pada awal puasa dan menjelang Lebaran, meski nilainya tidak terlalu signifikan.

Sekedar informasi, biasanya konsumsi beras secara nasional ketika memasuki bulan puasa akan meningkat antara 10%-15% ketimbang pada bulan biasa.

Tapi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku sudah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk mengantipasi potensi lonjakan harga di bulan puasa dan lebaran. Stok beras Bulog yang saat ini mencapai 2 juta ton cukup untuk menstabilkan harga.

Daging ayam

Hal yang hampir serupa juga terjadi pada daging ayam. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Singgih Januratmoko meramalkan, permintaan ayam bakal turun 20% selama awal puasa. Tapi, permintaan ayam akan langsung meningkat sejak H-7 sampai dengan H+7 Lebaran, sebanyak 10%-20%.

Asal tahu saja, permintaan ayam dalam kondisi normal sebanyak 45 juta ekor per minggu. Namun, saat ini, justru terjadi kelebihan pasokan ayam, di mana produksi day old chicken (DOC) mencapai 55 juta ekor per minggu.

Akibatnya, harga ayam terus merosot sejak tiga bulan terakhir. Saat ini, harga ayam di tingkat peternak yang terendah Rp 14.000 per kilogram (kg) dan di pasar, harganya Rp 30.000 per kg.

Melihat pasokan yang berlebih, Singgih memperkirakan tidak akan terjadi lonjakan harga ayam selama puasa dan Lebaran. "Tapi, peternak justru berharap harga naik supaya bisa Lebaran," ujarnya.

Daging sapi

Daging sapi juga tak luput dari sorotan publik tiap masuk bulan puasa dan lebaran. Pasalnya, kebutuhan yang tinggi dan pasokan yang terbatas membuat harga daging sapi terbang tinggi apalagi menjelang lebaran. Namun, Amran berjanji akan memenuhi ekspektasi Presiden Jokowi agar harga daging sapi bisa turun hingga Rp 80.000 per kg.

Selain berharap pada sapi lokal, pemerintah pun berencana untuk menugaskan PT Berdikari untuk mengimpor daging sapi sebesar 10.000 ton untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran.

Tapi, harapan ini sepertinya sulit terwujud. Asnawi, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) memperkirakan harga daging sapi bisa melonjak hingga Rp 130.000–Rp 140.000 per kg menjelang Lebaran.

Lonjakan harga daging sapi ini berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek yang sebagian besar pasokannya berasal dari sapi impor milik feedloter. 

Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya menilai, pasokan sapi lokal belum bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan di bilan puasa dan lebaran. Hal ini terlihat dengan tidak adanya data pasti soal stok sapi lokal yang tersedia dari pemerintah.

Untuk puasa dan lebaran tahun ini, diperkirakan kebutuhan daging sapi masyarakat akan meningkat hingga 30% dari kondisi normal. 

Cabai dan bawang

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Dadi Sudiyana memperkirakan, permintaan cabai selama puasa dan lebaran hanya akan naik 10%. Konsumsi cabai setiap bulan diperkirakan mencapai 140.000 ton, baik cabai merah besar maupun cabai rawit.

Dadi memastikan, stok cabai aman dalam dua bulan ke depan karena bakal ada panen ketika memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran. Saat ini, harga cabai sekitar Rp 20.000 per kg. 

Dadi memproyeksikan, apabila terjadi kenaikan, harga maksimal hanya  Rp 25.000 per kg.

Kondisi bawang merah tidak jauh berbeda. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Ikhwan Arif, dari tahun-tahun sebelumnya, permintaan bawang merah tidak pernah naik tinggi saat puasa dan lebaran.

Tahun ini, Ikhwan justru memprediksi harga akan turun menjadi Rp 20.000 per kg dari biasanya yang mencapai Rp 25.000 per kg karena ada panen di bulan puasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×