Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
Selain kewajiban menyalurkan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia juga menyediakan stok pupuk non-subsidi yang saat ini berjumlah 834 ribu ton.
“Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan petani yang belum tercover dalam skema pupuk subsidi,” ujar Eko.
Adapun untuk memperkuat struktur bisnis perusahaan, Taufik menyebutkan bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Sriwidjaja Palembang akan melakukan revitalisasi pabrik Pusri IIIB, yang akan menggantikan pabrik pupuk urea Pusri III dan Pusri IV yang telah beroperasi sejak tahun 1976.
Baca Juga: Hingga Maret 2021, penyaluran pupuk subsidi mencapai 1,9 juta ton
Tujuan revitalisasi pabrik baru itu adalah untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan. Rencananya pabrik Pusri IIIB akan beroperasi pada tahun 2024 dan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton dan amoniak 660 ribu ton per tahun.
“Selain itu, pabrik ini juga akan menggunakan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan dan efisien dalam konsumsi gas bumi,” tandasnya.
Dengan mengonsumsi bahan baku pada pabrik baru tersebut, ia memproyeksikan nilai efisiensinya mencapai Rp 1,5 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News