kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   0,00   0,00%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Jelang Valentine, Penjualan Bantal Cinta Lesu


Kamis, 05 Februari 2009 / 07:25 WIB


Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Di samping boneka, cokelat dan bunga, bantal berbentuk hati atau sering disebut bantal love merupakan kado favorit di hari kasih sayang. Tak heran jika menjelang tanggal 14 Februari, pedagang boneka dan bantal love dipastikan diserbu pembeli.

Namun, menjelang valentine tahun ini, pedagang boneka dan bantal love mengeluhkan sepinya pesanan dan pembelian. Salah satunya adalah Ernawati.

Ibu satu putra pemilik gerai pernik online Lovely Gift Collections ini mengaku, omzet dan pesanan boneka serta bantal love-nya mengalami penurunan semenjak krisis mendera akhir 2008 lalu.

"Khusus Valentine tahun ini, pesanan bantal baru sekitar 200 buah," ujarnya. Padahal tahun lalu Ernawati bisa mendapatkan pesanan dua kali lipatnya.

Tak heran jika pendapatan Erna juga ikut turun hingga separuhnya. Bandingkan dengan valentine tahun lalu, di mana omzet Erna sebulan mencapai Rp 15 juta.

Sebenarnya, di toko online Erna, dijual aneka macam pernik kado. Akan tetapi, khusus untuk valentine, kado yang paling banyak dicari adalah bantal love. Sementara boneka tidak terlalu banyak.

Harga bantal love dan boneka bikinan Erna dibanderol seharga Rp 30.000 sampai Rp 50.000 tergantung besar dan ukurannya. Dari harga tersebut, Erna mengaku mendapat margin sampai 25%.

Margin yang didapat Erna memang menciut. Lantaran harga bahan baku bantal dan boneka naik antara 30% sampai 100%. "Kain gulung naik 50%, velboa (bahan bulu pendek) naik 100%, dakron (sejenis busa) dan rafsur (bahan bulu panjang) naik 30%," tukasnya.

Padahal, saban bulan Ernawati harus memproduksi sekitar 300 bantal dan sekitar 70 boneka ditemani dua pekerjanya. "Rata-rata untuk pasokan toko," lanjutnya.

Pengalaman sepinya toko online Erna juga dialami pemilik Pabrik Boneka Tony Oktavianto. Pada valentine tahun lalu, pabriknya di Jatirahayu, Bekasi bisa mengerjakan sekitar 10.000 pesanan boneka. Akan tetapi, semenjak krisis, produksinya turun 50%.

"Saat ini pesanan toko-toko memang turun," ujar Tony yang mantan pedagang boneka di pasar. Menurutnya, hal ini karena harga boneka naik gara-gara harga bahan baku boneka juga naik.

Sehingga, valentine tahun ini penjualan boneka cenderung sepi. "Rata-rata semua pabrik pembuat boneka mengalami kelesuan ini," imbuhnya.

Harga boneka produk Pabrik Boneka berkisar antara Rp 8.000 sampai Rp 400.000. Namun, boneka yang paling laris harganya Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Harga tersebut bisa melonjak dua kali lipatnya jika sudah masuk ke pusat perbelanjaan.

Dari harga tersebut Tony bisa mendapat margin sampai 10%. "Margin saya kecil karena pekerjaan menjahit saya subkontrakkan ke penjahit lain," ujarnya.

Sayangnya, Tony tidak bersedia menjawab berapa penurunan omzet penjualan bonekanya. "Tidak enak ketahuan sama rekanan saya," kilahnya. Memang, produk Tony telah dipesan sejumlah toko di Jakarta, Sumatera dan Sulawesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×