kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Jepang Jadi Pasar Ekspor Beras Pertama Indonesia


Jumat, 09 Januari 2009 / 09:35 WIB
Jepang Jadi Pasar Ekspor Beras Pertama Indonesia


Reporter: Uji Agung Santosa |

JAKARTA. Jepang akan menjadi pasar pertama ekspor beras Indonesia 2009. Bahkan importir asal negara matahari terbit ini sudah melakukan penjajakan dan melihat kualitas beras yang diinginkan.

Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar mengatakan ekspor ke Jepang akan berlangsung antara bulan Februari sampai Maret 2009.

"Beras yang akan diekspor ke Jepang tersebut khusus beras kualitas super dengan kualitas mencapai 5-10 kadar pecahan, seperti beras Pandan Wangi, Cianjur, Padi Mulia, dan Aromatik," kata Mustafa, Kamis (8/1).

Besaran volume beras yang akan diekspor per bulan sekitar 10.000-20.000 ton atau sekitar 120.000-140.000 ton per tahun. Jumlah itu dianggap tidak akan mengganggu pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan total produksi beras nasional yang mencapai 35 juta ton.

Mustafa menambahkan, pihaknya telah menandatangani kesepakatan antara dua perusahaan internasional, satu lokal di Jawa Timur untuk mengurus izin kepada Depdag terkait rencana ekspor tersebut.

Selain Jepang beberapa negara lain di kawasan Asean juga telah mengajukan permintaan impor beras dari Indonesia untuk kualitas medium tahun ini. Negara-negara itu adalah Filipina, Malaysia, Timor Leste, Brunai Darussalam.

Namun persetujuan permintaan itu masih harus menunggu kecukupan memenuhi kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan baru bisa terlihat pada Juni hingga September 2009. Ke-4 negara ini sudah memesan baik secara informal dan formal termasuk permintaan untuk diutamakan. "Rencananya volume beras medium yang akan diekspor mencapai 1 hingga 1,5 juta ton sepanjang 2009," katanya.

Terkait ekspor, Bulog hanya sebatas melakukan usulan karena kewenangan ekspor ada pada Departemen Perdagangan dengan syarat terjadi surplus 3 juta ton. Jika produksi gabah pada 2009 mencapai target sebanyak 63,5 juta ton diperkirakan akan ada surplus sebesar itu sehingga peluang ekspor ke negara-negara tersebut sangat terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×