Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengaku belum dapat mengonfirmasi isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Presiden KSPI Said Iqbal menyebut, hingga kini belum ada anggotanya yang mengonfirmasi info terkait rumor PHK tersebut. “Perusahaan tertutup,” kata Said kepada Kontan, Senin (8/9/2025).
Beberapa waktu terakhir mencuat isu PHK massal oleh GGRM pasca beredarnya video perpisahan puluhan pekerja berseragam Gudang Garam di media sosial.
Namun hingga berita ini dipublikasikan, Gudang Garam belum menanggapi permintaan konfirmasi Kontan terkait kabar tersebut.
Baca Juga: Isu PHK Gudang Garam, Begini Kata Menko Ekonomi
Said memastikan pihaknya akan terus mengawal isu ini. Bila didapati isu benar adanya, Said bilang, ini menjadi bukti nyata pelemahan daya beli masyarakat yang menyebabkan produksi menurun.
Said memprediksi ada sejumlah faktor yang juga menyebabkan PHK ini, yakni keterbatasan pasokan tembakau serta kurangnya adaptasi perseroan dengan perkembangan tren.
“Produk yang tidak inovatif membuat daya saing lemah di pasar. Ditambah, pajak cukai rokok makin mahal,” imbuh Said.
Di luar itu, Said melihat, jika benar ada PHK massal di Gudang Garam, ini menjadi sinyal darurat yang perlu jadi perhatian pemerintah. Ada dampak domino dari pengurangan produksi yang bisa bermuara pada PHK buruh sektor terkait, termasuk tembakau, logistik, supir, dan supplier. Pun, kelesuan akan terjadi di pedagang kecil dan pemilik kontrakan yang tadinya ditempati para buruh.
“Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan. Pemerintah pusat dan daerah harus turun tangan, tapi jangan seperti kasus PHK Sritex yang hanya janji manis padahal THR saja tidak dibayar,” tandas Said.
Baca Juga: Saham Gudang Garam (GGRM) Ambles 3,41% di Tengah Kabar PHK Massal
Selanjutnya: Jerman Terpukul Tarif AS: Ekspor Turun 0,6% di Juli 2025
Menarik Dibaca: 8 Cara Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News