Reporter: Adhitya Himawan, Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dua emiten semen pelat merah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatat penjualan positif di Agustus 2015 dibandingkan dengan Agustus 2014.
Menggeliatnya penjualan semen ini menjadi salah satu indikator mulai bergeraknya proyek infrastruktur milik pemerintah. "Angka penjualan pastinya belum ada. Namun, angka penjualan Agustus 2015 kami lebih tinggi 10% dari penjualan Agustus tahun lalu," kata Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR kepada KONTAN, Kamis (10/9).
Agung menyebutkan, SMGR telah mendapatkan pesanan semen untuk kebutuhan pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera, tol Trans Jawa, maupun perbaikan sejumlah pelabuhan dalam rangka program tol laut. Dari banyak proyek tersebut, pesanan semen terbanyak berasal dari pembangunan jalan tol yang butuh sekitar 2000-3000 ton semen per 1 km.
Persentase kenaikan penjualan semen lebih tinggi justru dicatat PT Semen Baturaja Tbk. Emiten berkode saham SMBR ini mencatat penjualan Agustus 2015 sebanyak 152.782 ton. "Penjualan ini naik 48% ketimbang periode yang sama tahun lalu," kata Zulfikri Subli, corporate secretary SMBR kepada KONTAN, Kamis (10/9).
Sementara pada periode Januari-Agustus 2015, SMBR mencatat penjualan 925.034 ton atau naik 29% dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikkan penjualan berasal dari kenaikan pesanan semen untuk proyek infrastruktur di wilayah Sumatera.
Perlu diketahui, SMBR saat ini memiliki tiga pabrik. Yang pertama berlokasi di Palembang Sumatra Selatan, dengan kapasitas 350.000 ton per tahun. Kedua, pabrik di pabrik Baturaja dengan kapasitas 1,2 juta-1,3 juta ton per tahun. Adapun pabrik ketiga di daerah Panjang, Lampung dengan kapasitas produksi sekitar 350.000 ton per tahun.
SMBR juga sedang menyelesaikan pembangunan pabrik Baturaja II dengan investasi total Rp 3,32 triliun. Manajemen SMBR berharap pabrik ini rampung pada semester pertama tahun 2017.
Jika pabrik ini beroperasi, kapasitas produksi semen SMBR akan naik 1,85 juta ton per tahun. Itu artinya, sampai tahun 2017 nanti, total kapasitas produksi SMBR bisa mencapai 3,85 juta ton per tahun.
Menanti dana desa
Tak hanya menunggu pesanan semen skala jumbo dari proyek infrastruktur, produsen semen menunggu pesanan semen dari proyek pedesaan. Agung bilang, jika paket ekonomi berupa percepatan distribusi dana desa dilakukan, proyek pedesaan bisa bergulir. "Kami berharap pembangunan infrastruktur desa tidak tertunda," kata Agung.
Jika setiap desa belanja untuk untuk pembangunan, tentu imbasnya dirasakan produsen semen. Maka itu, Agung optimistis dana desa akan menopang penjualan semen tahun ini. "Kami harapkan target realistis tahun ini, setidaknya bisa menyamai tahun lalu," harap Agung.
Perlu diketahui, bulan Juli lalu penjualan Semen Gresik hanya 779.316 ton, turun 14,5% ketimbang penjualan Juli 2014. Adapun penjualan Januari-Juli 2015 hanya 7,33 juta ton, turun 6,1% ketimbang periode yang sama 2014.
Saat ini SMGR memiliki pabrik di Gresik berkapasitas 14 juta ton per tahun, pabrik Indarung berkapasitas 7 juta ton per tahun, dan pabrik Tonasa berkapasitas 7,5 juta ton per tahun. Adapun pabrik di Vietnam berkapasitas 2,3 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News