Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pertahanan PT Surya Semesta Internusa Tbk akhirnya bobol juga. Perusahaan tersebut tak bisa mengelak dari tantangan bisnis properti yang tengah melambat. Oleh karena itu, Surya Semesta lantas memangkas target penjualan lahan hingga sepertiga bagian, dari 60 hektare (ha) menjadi 20 ha.
Revisi target terjadi setelah sepanjang semester I-2015, Surya Semesta hanya mencetak penjualan lahan 6,9 ha. Penjualan itu hanya setara dengan 11,5% dari total target penjualan lahan 60 ha.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Surya Semesta menyebut, catatan penjualan yang rendah itu sejalan dengan penyerapan lahan di Karawang dan Purwakarta, Jawa Barat. Mereka memprediksi, penyerapan lahan industri yang rendah masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
Namun di tengah permintaan lahan susut itu, Surya Semesta tak menunda kenaikan harga. Harga jual rata-rata lahan industri di semester I-2015 naik 23,49% menjadi US$ 157,7 per meter pergi (m²). Harga jual rata-rata lahan industri di semester I-2014 adalah dari US$ 127,7 per m².
Di sisi lain, meski penjualan lahan industri susut, Surya Semesta tetap melanjutkan belanja lahan. Perusahaan berkode SSIA di BEI itu beralasan, belanja lahan adalah investasi jangka menengah. Target mereka, cuan belanja lahan baru bisa mulai dituai tahun 2017.
Ada tiga lokasi lahan industri incaran Surya Semesta, yakni Karawang, Subang, dan Bekasi. "Tetap, sih, ekspansi dan kami akan cari dana terus untuk membiayainya," ujar Johanes Suriadjaja, Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk, kepada KONTAN, Jumat (7/8).
Patut dicatat, selain merevisi target penjualan lahan, Surya Semesta juga mengurungkan niat menerbitkan surat utang senilai US$ 200 juta. Padahal, perusahaan tersebut berencana memanfaatkan dana penerbitan surat utang untuk mengakuisisi lahan. Dus, Surya Semesta berencana mencari alternatif pendanaan, yakni dari perbankan atau penerbitan surat utang bermata uang lain.
Andalkan konstruksi
Sementara mengenai luasan lahan yang diincar, Surya Semesta memiliki target berbeda di tiga lokasi tadi. Target lahan di Karawang seluas 400 ha, di Subang seluas 500 ha, dan di Bekasi seluas 500 ha.
Sejauh ini, total lahan yang Surya Semesta bebaskan di Subang sudah mencapai 250 ha. Sementara rencana akuisisi lahan di Bekasi masih menunggu perkembangan akses tol Cibitung-Cilincing.
Lain lagi dengan rencana akuisisi lahan di Karawang. Surya Semesta baru bisa mengakuisisi lahan di kota pantai utara Jawa tersebut setelah pendirian perusahaan patungan dengan mitra bisnis selesai dilakukan. "Mungkin baru selesai akhir tahun," terang Johanes.
Bisnis lahan industri atau properti hanya satu dari tiga lini bisnis Surya Semesta. Dua lini bisnis lainnya adalah jasa konstruksi dan perhotelan. Sepanjang tahun ini, Surya Semesta masih menetapkan target pendapatan Rp 5 triliun.
Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk Erlin Budiman memproyeksikan, bisnis jasa konstruksi adalah kontributor terbesar tahun ini. Proyeksi kontribusinya, yakni 60% dari jasa konstruksi, 30% properti, dan 10% perhotelan. "Kuartal II kami membukukan kontrak baru sebesar Rp 2,27 triliun, atau lebih tinggi dari tahun lalu, sebesar Rp 1,83 triliun," ungkap Erlin.
Sejauh ini, Surya Semesta belum merilis laporan keuangan semester I-2015. Dus, belum ketahuan kinerja mereka secara keseluruhan di paruh pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News