Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Hari Raya Idul Fitri telah lewat. Harapan akan permintaan meningkat signifikan dan harga crude palm oil (CPO) akan melambung jelang hari raya tinggal harapan saja. Para pelaku pasar harus menghadapi kenyataan pahit karena permintaan CPO tidak meningkat secara signifikan.
Seiring dengan produksi yang meningkat di beberapa daerah dan Malaysia serta kurangnya permintaan pasar global, mengakibatkan stok berlimpah yang berimbas pada melorotnya harga CPO di pasar global.
Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, volume ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2014 tercatat meningkat sekitar 55.000 ton atau 3% dibandingkan dengan bulan lalu, dari 1,79 juta ton pada Juni menjadi 1,84 Juta ton pada Juli 2014.
Kinerja ekspor CPO ini diluar ekspektasi mengingat pada akhir bulan Juli ada perayaan hari raya Idul Fitri, dimana pada tahun-tahun sebelumnya permintaan selalu naik secara signifikan demikian juga harga. "Tahun ini nasib CPO di pasar global tidak semujur tahun-tahun sebelumnya," kata Fadhil, dalam siaran persnya, Senin (25/8).
Melimpahnya stok minyak nabati lain (soybeen, rapeseed dan bunga matahari) diikuti dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara pengimpor utama yaitu China dan India, ditambah lagi dengan harga minyak solar yang datar saja pada bulan Juli tidak mendorong substitusi solar oleh biodiesel sehingga produsen CPO harus menghadapi kenyataan pahit dimana permintaan pasar global melemah dan harga juga lesu.
Pada Juli ini, kenaikan ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia ke negara tujuan ekspor yang merupakan pasar baru yang cukup berpotensial meskipun secara kuantitas belum banyak adalah negara-negara Afrika. Pada Juli ini, volume ekspor ke negara-negara Afrika tercatat meningkat 71% dibandingkan bulan lalu yaitu dari 102 ribu ton menjadi 175.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News