Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Truk ODOL atau Over Dimension Overload diklaim sebagai penyebab sejumlah kecelakaan fatal di Indonesia. Truk dengan dimensi dan muatan yang tidak sesuai menjadi alat pembunuh di jalan raya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan, dari sekitar satu juta truk yang masuk di sejumlah jembatan timbang, lebih banyak truk dengan muatan berlebih dibanding truk over dimensi.
"Data di jembatan timbang yang over dimensi hanya 25% tapi yang overload itu lebih banyak bisa 80%. Jadi mungkin truknya sudah sesuai dengan dimensi, tapi muatannya yang berlebihan," kata Budi di Jakarta, Kamis (3/10).
Baca Juga: Transportasi Darat Mulai Cerah, Penjualan Bus Ikut Ngebut
Budi mengatakan, bicara truk ODOL maka akan menyangkut masalah regulasi. Padahal katanya, regulasi untuk keduanya sudah ada dan jelas, terutama mengenai over dimension dan overload.
"Regulasi pertama yaitu masalah dimensi kendaraan, kita sudah buat, sudah jelas, kalau itu kendaraan dump truck berapa tinggi lebar ada ketentuannya, rancang bangunnya juga sudah kita buat," katanya.
Budi mengatakan, regulasi soal dimensi bahkan sampai ke tahap pemeriksasan KIR tiap enam bulan. Sebab uji KIR merupakan syarat wajib uji berkala untuk angkutan umum yang mesti dilaksanakan.
Baca Juga: Penertiban truk over dimension dan over loading, genjot bisnis angkutan barang
"Mungkin rekan-rekan sudah tahu karena itu menyangkut masalah pengawasan dan personil," katanya. Sedangkan dari sisi mengapa banyak truk yang overload yakni terkait produktifitas. Operator atau perusahaan ingin hemat sehingga membawa barang melebihi kapasitas angkut. Oleh karena itu truk overload lebih banyak di jalan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Banyak Truk Overload Ketimbang Over Dimension"
Penulis : Gilang Satria
Editor : Aditya Maulana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News