kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus Pinago Utama (PNGO) Mendongkrak Kinerja di Semester II 2022


Jumat, 23 September 2022 / 14:24 WIB
Jurus Pinago Utama (PNGO) Mendongkrak Kinerja di Semester II 2022
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja dengan alat berat di pabrik kelapa sawit PT Pinago Utama Tbk (PNGO). PT Pinago Utama Tbk (PNGO) optimistis kinerja bakal tumbuh positif di tahun ini.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan sawit dan karet, PT Pinago Utama Tbk (PNGO) optimistis kinerja bakal tumbuh positif di tahun ini. Selain peningkatan penjualan, PNGO juga memproyeksikan capaian laba bersih bisa lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Labanya kami akan perhatikan variabel-variabel yang berkontribusi terhadap harga pokok penjualan dan proses pengiriman produk kami. Tapi bahwa dari penjualan Rp 2,3 triliun tersebut, dengan kami punya net profit margin 9%, kami akan membukukan laba tahun ini lebih besar dari tahun lalu," kata Direktur Utama PT Pinago Utama Tbk (PNGO) Chairul Muluk, dalam paparan publik virtual, Jumat (23/9).  

Dari sisi produksi dan volume penjualan, PNGO menargetkan dapat mencapai 100.000 ton untuk Crude Palm Oil (CPO) dan 46.500 ton untuk produk crumb rubber SIR. Untuk diketahui, dua komoditas ini memberikan kontribusi paling dominan terhadap total pendapatan Pinago yakni mencapai 44% dan 43%.

Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) Incar Pendapatan Rp 2,3 Triliun Tahun Ini

Chairul menyebutkan, hingga semester I-2022, produksi CPO dan palm kernel (PK) PNGO tercatat masing-masing sebesar 44.369 ton dan 9.097 ton.   

Sementara untuk perkebunan karet, Pinago Utama tercatat memproduksi RSS sebesar 872 ton dan SIR sebanyak 18.378 ton selama periode enam bulan pertama tahun ini.

PNGO juga memproduksi pupuk bio organik yang angkanya mencapai 17.951 ton di semester I-2022. PNGO menargetkan realisasi produksi akan lebih tinggi dari tahun lalu atau mencapai 48.000 ton hingga akhir tahun nanti.

Menurut Chairul, sebagian besar dari hasil produksi pupuk di tahun ini dimanfaatkan PNGO untuk kebutuhan internal untuk menghadapi melonjaknya harga pupuk kimia di pasaran.

Dia pun mengklaim, penggunaan pupuk milik sendiri ini berhasil menghemat biaya produksi perseroan, namun untuk besarannya belum bisa disampaikan lebih detail.

"Biaya pupuk itu dari biaya pemeliharaan angkanya 40%-60% dari total biaya pemelirahan, terhadap produksi hampir seperempat untuk pupuk kimia. sekarang kami pupuknya yang sendiri kami buat dari limbah, jadi tentu lebih menghemat," jelas dia.

Meski punya pandangan bisnis yang positif sampai akhir tahun nanti, Chairul mengatakan bahwa kinerja perseroan di tahun ini masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan. Salah satunya yang berkaitan dengan ekspor produk karet, karena PNGO sendiri juga memasok produknya ke pasar luar negeri.

Perang Rusia-Ukraina yang terjadi sejak beberapa bulan lalu telah menghambat pengiriman produk PNGO ke Eropa Timur. Menurutnya, banyak dari para buyer yang mengambil langkah wait and see, sehingga pengiriman produk pun menjadi tersendat.

"Kami berharap, situasi Eropa Timur segera lebih kondusif sehingga pengiriman karet kami bisa berlanjut," tuturnya.

Selain di pasar ekspor, tantangan juga dirasakan Pinago Utama di pasar domestik. Terutama berkaitan dengan turunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan sejumlah barang pokok akibat kondisi belakangan ini.

Lonjakan harga pupuk juga sebenarnya jadi tantangan bagi PNGO. Namun, PNGO telah menjalankan strategi seperti yang disampaikan di atas sehingga diharapkan hingga akhir tahun nanti target-target perusahaan dapat tetap tercapai.

Di tahun 2022 ini Pinago Utama menyiapkan alokasi capital expenditure (capex) sebesar Rp 142 miliar untuk tanaman dan infrastruktur, dan dana belanja modal ini sudah terserap sekitar 22,1% dari total yang dianggarkan.

Baca Juga: Simak Strategi Pinago Utama (PNGO) untuk Cetak Penjualan Rp 2,3 Triliun di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×